BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Produsen dan Konsumen, secara sederhana akan melakukan
kegiatan penjualan dan pembelian di pasar yang saling mendukung untuk memenuhi
kebutuhan dan kepentingannya masing-masing. Dalam transaksi pasar tersebut,
mereka akan terikat dengan kontrak dagang atau kesepakatan jual beli, dan
kemudian ditetapkanlah harga jual atau harga beli dari kegiatan tersebut. Untuk
memfasilitasi kegiatan produksi dan kegiatan konsumsi ini secara efektif maka
sistem perekonomian kita memerlukan lembaga perbankan dan lembaga keuangan
lainnya seperti pasar modal, lembaga asuransi, lembaga penjamin, pegadaian atau
lembaga keuangan mikro yang terdapat di daerah pedesaan. Lembaga perbankan
peranannya sangat vital untuk mengumpulkan dana-dana yang ada di masyarakat,
yang selanjutnya mereka akan melakukan pengalokasian dana tersebut melalui
pemberian fasilitas perkreditan atau jasa perbankan lainnya.
Pergerakan sektor ekonomi dari produsen,biasa disebut
oleh para ekonom dengan perkembangan sektor riil, yang perkembangannya dapat
diketahui secara tidak langsung dengan memonitor antara lain data perkembangan
pemberian fasilitas kredit baru oleh perbankan nasional dan data perkembangan
produksi dari berbagai kegiatan sektor ekonomi. Sistem perekonomian sederhana
tersebut dalam keadaan normal biasanya akan berjalan dengan sendirinya, tanpa
perlu pengaturan yang ketat dari Pemerintah. Dan memang inilah yang biasa
didambakan oleh para teknokrat ekonomi klasik, bahwa pasar dapat mengatur
segalanya dengan baik dan sempurna. Dengan perkataan lain seolah-olah sistem
perekonomian tersebut akan bekerja secara otomatis melalui tangan kuat yang
mengaturnya dari luar, atau biasa disebut dengan the invisible hand.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari sistem
ekonomi tertutup?
2.
Bagaimana cara
menghitung pendapatan nasional dengan cara analisis variable investasi?
C. Tujuan
1.
Mahasiswa dapat
memahami dan mengetahui tentang Perekonomian Tertutup Sederhana dan Pertumbuhan
Ekonomi.
2.
Menggambarkan dan
menjelaskan arti konsumsi,tabungan dan investasi.
3.
Dapat menghitung dan
menjelaskan Pendapatan Nasional dengan Analisis Variabel Investasi.
4.
Memahami hubungan
antara pertumbuhan ekonomi,inflasi dan pengangguran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perekonomian Tertutup (Perekonomian Dua
Sektor)
Perekonomian tertutup
artinya tidak mengenal hubungan luar negeri, sehingga tidak ada kegiatan
ekspor-impor. Perekonomian sederhana tidak mengenal keterlibatan pemerintah
dalam kegiatan perekonomian. Jadi, perekonomian tertutup sederhana adalah
perekonomian yang melibatkan deal pelaku, yaitu rumah tangga dan
perusahaan (swasta).
Dalam perekonomian,
sektor swasta merupakan satu-satunya produsen barang dan jasa, dan proses
produksi dilaksanakan dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang dimiliki
oleh rumah tangga. Faktor produksi tersebut antara lain, tanah, tenaga kerja,
modal dan entrepreneurship (kewirausahaan). Penghasilan yang diperoleh
rumah tangga dari menjual faktor-faktor produksi terdiri dari sewa (pendapatan
dari tanah), bunga (pendapatan dari kapital), upah (pendapatan dan tenaga
kerja) dan profit (pendapatan dari entrepreneurship). Kemudian, rumah tangga
diasumsikan merupakan satu-satunya pembeli barang dan jasa yang dihasilkan oleh
swasta. Model arus perputaran faktor produksi, barang dan jasa, serta uang
antara rumah tangga dengan perusahaan dapat kalian lihat pada gambar berikut
ini.
Dari gambar 1, terlihat bahwa rumah tangga konsumen
(RTK) adalah sebagai pemilik faktor-faktor produksi berupa tanah, tenaga kerja,
modal, dan kewirausahaan. Penawaran faktor produksi oleh rumah tangga ini akan
bertemu dengan permintaan fak tor produksi oleh perusahaan. Interaksi ini
terjadi di pasar faktor produksi. Sedangkan di pasar barang, terjadi interaksi
antara perusahaan sebagai penghasil barang dan jasa dengan konsumen sebagai
pengguna barang dan jasa. Sehingga terjadi hubungan yang saling menguntungkan
satu sama lain. Dalam diagram juga terlihat arus aliran uang dari dan ke
masing-masing rumah tangga. RTK menerima upah, sewa, bunga, dan keuntungan dari
perusahaan sebagai balas jasa atas penyerahan faktor produksi. Perusahaan
menerima uang pembayaran atas barang dan jasa yang dibeli.
Interaksi ekonomi dalam
perekonomian dua sektor juga dapat digambarkan seperti di bawah ini.
Dari Bagan diatas
terlihat bahwa sektor rumah tangga konsumen akan menjual faktor produksi pada
sektor perusahaan (rumah tangga produsen) agar memperoleh pendapatan. Dalam hal
ini, sektor rumah tangga konsumen akan memberikan faktor produksi seperti
tanah, tenaga kerja, modal atau keahlian pada perusahaan (garis a). Sebagai
balasan atas faktor produksi yang diberikan oleh sektor rumah tangga, maka
sektor perusahaan akan memberikan balas jasa berupa sewa untuk tanah, upah atau
gaji bagi tenaga kerja, bunga atau sewa untuk modal dan keuntungan bagi
keahlian (garis b).
Setelah sektor rumah
tangga memperoleh balas jasa atas faktor produksi yang mereka jual kepada
perusahaan, maka sektor rumah tangga memiliki pendapatan yang siap untuk
dibelanjakan (yaitu pendapatan setelah dikurangi tabungan dan pajak) pada
sektor perusahaan, berupa pembelian barang dan jasa (garis c bawah). Kemudian
sektor rumah tangga produsen akan menyerahkan barang dan jasa tersebut kepada
sektor rumah tangga konsumen (garis d).
B. Hubungan antara Konsumsi dan Pendapatan
Terdapat beberapa
faktor yang menentukan tingkat pengeluaran rumah tangga (secara seunit kecil
atau dalam keseluruhan ekonomi). Yang terpenting dalam perekonomian dua sektor
adalah pendapatan rumah tangga. Tabel yang menggambarkan hubungan di antara
konsumsi rumah tangga dan pendapatan dinamakan daftar konsumsi. Daftar konsumsi
pada dasarnya menggambarkan besarnya konsumsi rumah tangga pada tingkat
pendapatannya yang berubah-ubah.
Misalnya, seperti dapat
dilihat dalam tabel 1.1 pada waktu pendapatan seseorang adalah Rp.500 ribu
konsumsinya adalah Rp.500 ribu, pada waktu pendapatanya Rp.900 ribu konsumsinya
Rp. 800 ribu, tabel 1.1 secara terperincih menunjukan hubungan di antara
tingkat pendapatan disposebel dengan pengeluaran konsumsi dan tabungan rumah
tangga.
TABEL 1.1
Daftar konsumsi dan
tabungan rumah tangga
(dalam ribuan rupiah)
Pendapatan
disposebel (Yd)
(1)
|
Pengeluaran
konsumsi (C)
(2)
|
Tabungan (S)
(3)
|
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
|
125
200
275
350
425
500
575
650
725
800
875
|
-125
-100
-75
-50
-25
0
25
50
75
100
125
|
1. Pada pendapatan yang rendah rumah tangga mengorek tabungan.
Pada waktu pendapatan disposebel adalah (Yd =
0 ), pengeluaran konsumsi adalah Rp.125 ribu. Ini berarti rumah tangga harus menggunakan
harta atau tabungan masa lalu untuk membiayai pengeluaran konsumsinya.
2. Kenaikan pendapatan menaikan pengeluaran konsumsi.
Biasanya pertambahan
pendapatan adalah lebih tinggi dari pada pertambahan konsumsi.
3. Pada pendapatan yang tinggi rumah tangga menabung.
Pertambahan pendapatan
selalu lebih besar dari pertumbuhan konsumsi maka pada akhirnya rumah tangga
tidak “mengorek tabungan” lagi. ia akan mampu menabung sebagian dari
pendapatannya.
Konsumsi, pendapatan
dan tabungan hubungannya sangat erat. Menurut pendapat JM Keyness dikenal
dengan Psychological Consumption membahas tingkah laku
masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.
Pendapat JM Keyness
sebagai berikut :
1. Jika pendapatan naik, maka konsumsi akan naik, tetapi tidak sebanyak
kenaikan pendapatan.
2. Setiap kenaikan pendapatan akan digunakan untuk konsumsi dan tabungan.
C. Model Analisis dengan Variable Investasi dan Tabungan
Model Analisis dengan variabel investasi tabungan
adalah pengeluaran yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang
lebih banyak lagi , atau dengan kata lain merupakan pengeluaran yang
ditambahkan kepada komponen-komponen barang modal. Tujuan dari pelaksanaan
model analisis dengan variabel investasi tabungan ini adalah mencari keuntungan
di kemudian hari melalui pengoperasiaan mesin dan pabrik .
Analisis keuangan pemerintah biasanya mencakup 4 aspek
sebagai berikut, yaitu :
a. Operasi keuangan pemerintah dalam hubungan dengan defisit / surplus
anggaran dan sumber-sumber pembiayaannya.
b. Dampak operasi keuangan pemerintah terhadap kegiatan sektor riil melalui
pengaruhnya terhadap Pengeluaran Konsumsi dan Pembentukan Modal Tetap Domestik
Bruto (PMTDB) pemerintah.
c. Dampak rupiah operasi keuangan pemerintah atau pengaruh operasi keuangan
pemerintah terhadap ekspansi bersih pada jumlah uang yang beredar.
d. Dampak Valuta Asing operasi keuangan pemerintah atau pengaruh operasi
keuangan pemerintah terhadap aliran devisa masuk bersih.
Terdapat sumber data untuk memperkirakan Investasi dan Tabungan Nasional,
yaitu :
1. Produk Domestik Bruto atas dasar harga berlaku menurut penggunaan.
2. Neraca Arus Dana yang digunakan oleh tim gabungan B.P.S., Bank Indonesia,
dan Departemen Keuangan.
Dalam menganalisis pertumbuhan Produk Domestik Bruto terlihat adanya
kecenderungan untuk lebih menggunakan data Produk Domestik Bruto menurut
penggunaan. Kalau kita menganggap bahwa perkiraan Investasi dan Tabungan
Nasional Bruto yang dihasilkan oleh Tim Gabungan BPS Bank Indonesia, dan
Departemen Keuangan lebih mendekati kebenaran, maka seharusnya data statistik Produk Domestik Bruto menurut penggunaan yang
dipublikasikan oleh BPS perlu diperbaiki.
Konsumsi dan Tabungan
Pendapatan nasional atau disebut juga dengan yield (Y),
dalam perekonomian tertutup sederhana, dari sisi rumah tangga akan digunakan
untuk dua macam hal, yaitu :
1. Membeli barang dan jasa, atau dengan kata lain melakukan kegiatan konsumsi
atau consupsion (C).
2. Menabung, yang disebut juga dengan saving (S).
Bila digambarkan dengan rumus, maka kita akan mendapatkan rumus :
Y = C + S
Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di
antara sifat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dan pendapatan nasional
(atau pendapatan disposable) perekonomian tersebut. Fungsi tabungan
adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat tabungan
rumah tangga dalam perekonomiandan pendapatan nasional (atau pendapatan disposable)
perekonomian tersebut. Jadi,baik dalam hukum psikologi konsumsi dari Keynes
dikemukakan, setiap pertambahan pendapatan akan menyebabkan pertambahan
konsumsi dan pertambahan tabungan (saving). Apabila fungsi konsumsi dan
fungsi tabungan ditulis dalam notasi fungsi, bentuk umumnya seperti berikut.
dan
Keterangan :
C :
Konsumsi
S :
Tabungan (saving)
Y :
Pendapatan
Fungsi konsumsi dan fungsi tabungan merupakan garis
lurus, dan ini disebabkan nilai MPC dan MPS tetap. Seterusnya kecondongan
fungsi konsumsi adalah kurang dari 45 dan selalu memotong garis 45.Sifat ini
disebabkan MPC lebih kecil dari satu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah pendapatan yang
digunakan untuk konsumsi antara lain :
1. Besarnya pendapatan yang diterima oleh rumah tangga setelah dikurangi pajak dan
potongan-potongan lainnya.
2. Komposisi anggota rumah tangga (jumlah dan umur anggota).
3. Kondisi lingkungan, yaitu pengaruh faktor geografis dan social.
4. Perkiraan masa depan, misalnya perkiraan mengenai kenaikan dan penurunan
harga-harga barang dan jasa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah pendapatan yang
digunakan untuk menabung antara lain :
1. Besarnya pendapatan yang diterima oleh rumah tangga setelah dikuranngi
pengeluaran untuk konsumsi.
2. Tingkat bunga. Kenaikan tingkat bunga akan meningkatkan jumlah
kecenderungan untuk menabung dan berinvestasi.
3. Keinginan untuk berjaga-jaga terhadap kemungkinan terjadinya hal-hal tidak
terduga dimasa depan.
Tingkat pendapatan nominal dalam model perekonomian
dua sektor tergantung kepada jumlah pengeluaran agregat yang direncanakan yaitu
rencana untuk menabung dan investasi. Jika rumah tangga ingin menabung dengan
jumlah yang lebih banyak dari keinginan pengusaha untuk investasi, maka
penerimaan perusahaan akan lebih kecil dari pembayaran pendapatan nominal dan
produksi akan turun. Nilai output akan lebih besar dibandingkan pengeluaran agregat yang
direncanakan. Sementara itu, output akanakan meningkat apabila keinginan untuk
berinvestasi melebihi keinginan untuk menabung atau pengeluaran agregat yang
direncanakan lebih besar dari nilai output. Nilai pengeluaran agregat yang
direncakanan akan sama dengan nilai output apabila tabungan sama dengan
investasi yang direncanakan.
D. Pengaruh Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Pengangguran di Indonesia
Inflasi (inflation) adalah gejala yang menunjukkan kenaikan tingkat harga
umum yang berlangsung terus menerus. Dari pengertian tersebut maka apabila
terjadi kenaikan harga hanya bersifat sementara, maka kenaikan harga yang
sementara sifatnya tersebut tidak dapat dikatakan inflasi. Semua negara di
dunia selalu menghadapi permasalahan inflasi ini.
Didasarkan pada faktor-faktor penyebab inflasi maka ada tiga jenis inflasi
yaitu:
i.
Inflasi Tarikan Permintaan (Demand-Pull
Inflation).
Inflasi yang disebabkan karena adanya kenaikan
permintaan agregat yang sangat besar dibandingkan dengan jumlah barang dan jasa
yang ditawarkan. Inflasi tarikan permintaan biasanya berlaku pada saat
perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan pertumbuhan
ekonomi berjalan dengan pesat (full employment and full capacity).
ii.
Inflasi Desakan Biaya (Cost-Push Inflation).
Inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya
kenaikan biaya produksi yang pesat dibandingkan dengan tingkat produktivitas
dan efisiensi, sehingga perusahaan mengurangi supply barang dan jasa.
iii.
Inflasi karena Pengaruh Impor (Imported
Inflation).
Inflasi yang terjadi karena naiknya harga barang di
negara-negara asal barang itu, sehingga terjadi kenaikan harga umum di dalam
negeri.
E. Pengangguran, Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia
Tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu negara
merupakan salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya masalah ekonomi yang
dihadapi suatu negara. Bagi negara yang perekonomiannya baik, tingkat inflasi yang terjadi berkisar
antara 2 sampai 4 persen per tahun. Tingkat inflasi yang berkisar antara 2
sampai 4 persen dikatakan tingkat inflasi yang rendah. Selanjut tingkat inflasi
yang berkisar antara 7 sampai 10 persen dikatakan inflasi yang tinggi.
Didasarkan pada fakta itulah A.W. Phillips mengamati hubungan antara
tingkat inflasi dan tingkat pengangguran. Dari hasil pengamatannya, ternyata
ada hubungan yang erat antara inflasi dengan tingkat pengangguran, dalam arti
jika inflasi tinggi, maka pengangguran akan rendah. Hasil pengamatan Phillips
ini dikenal dengan kurva Phillip.
Kurva Phillip
Masalah utama dan mendasar dalam ketenagakerjaan di
Indonesia adalah masalah upah yang rendah dan tingkat pengangguran yang tinggi.
Hal tersebut disebabkan karena, pertambahan tenaga kerja baru jauh lebih besar
dibandingkan dengan pertumbuhan lapangan kerja yang dapat disediakan setiap
tahunnya. Pertumbuhan tenaga kerja yang lebih besar dibandingkan dengan
ketersediaan lapangan kerja menimbulkan pengangguran yang tinggi. Pengangguran
merupakan salah satu masalah utama dalam jangka pendek yang selalu dihadapi
setiap negara. Karena itu, setiap perekonomian dan negara pasti menghadapi
masalah pengangguran, yaitu pengangguran alamiah (natural rate of
unemployment).
Untuk menggambarkan kurva Phillips di Indonesia digunakan data tingkat
inflasi tahunan dan tingkat pengangguran yang ada. Data digunakan adalah data dari tahun 1980
hingga tahun 2005. Berdasarkan hasil pengamatan dengan data yang ada, maka
kurva Phillips untuk Indonesia terlihat seperti gambar berikut :
Kurva Philip untuk Indonesia
A.W. Phillips menggambarkan bagaimana sebaran hubungan
antara inflasi dengan tingkat pengangguran didasarkan pada asumsi bahwa inflasi
merupakan cerminan dari adanya kenaikan permintaan agregat. Dengan naiknya
permintaan agre-gat, maka sesuai dengan teori permintaan, jika permintaan naik
maka harga akan naik. Dengan tingginya harga (inflasi) maka untuk memenuhi
permintaan tersebut produsen meningkatkan kapasitas produksinya dengan menambah
tenaga kerja (tenaga kerja merupakan satu-satunya input yang dapat meningkatkan
output). Akibat dari peningkatan permintaan tenaga kerja maka dengan naiknya
harga-harga (inflasi) maka, pengangguran berkurang. Menggunakan pendekatan
A.W.Phillips dengan menghubungkan antara pengangguran dengan tingkat inflasi
untuk kasus Indonesia kurang tepat. Hal ini didasarkan pada hasil analisis
tingkat pengangguran dan inflasi di Indonesia dari tahun 1980 hingga 2005,
ternyata secara statistik maupun grafis tidak ada pengaruh yang signifikan
antara inflasi dengan tingkat pengangguran.
F. Kasus
Ekonomi Indonesia : Mewaspadai Gerbang yang Terbuka
Memasuki tahun 2012, perekonomian Indonesia diprediksi
mengalami pertumbuhan namun tetap waspada. Namun, yang terpenting momen
ini dimanfaatkan para entrepreneur muda untuk ikut berperan mengisi roda
pembangunan
Perekonomian Indonesia memang menunjukkan perkembangan yang cukup
signifikan. Salah satu prestasi cukup membanggakan, Indonesia memperoleh
peringkat investment grade dari semula BB+ menjadi BBB- dari
lembaga pemeringkat Fitch Rating setelah menunggu 14 tahun
lamanya sejak 1997 hingga 2011. Dengan naiknya peringkat ke level investment grade, berarti
Indonesia setara dengan sejumlah negara-negara maju.
Walaupun krisis ekonomi masih berlangsung di
negara-negara Eropa, namun perekonomian Indonesia bisa terus tumbuh dan
berkembang. Kini, Indonesia dipandang sebagai negara yang memiliki fundamental
ekonomi yang kuat, stabilitas politik dan keamanan jangka panjang yang
kondusif, dan memiliki manajemen anggaran pemerintah yang baik serta kebijakan
moneter yang penuh kehati-hatian. Saat ini, Indonesia juga dinilai memiliki
defisit anggaran yang rendah, rasio utang yang rendah, serta inflasi yang
terkendali.
Menurut Philip McNicholas, Director group Fitch’s
Asia-Pacific Sovereign Ratings, kenaikan peringkat ini mencerminkan pertumbuhan
ekonomi Indonesia yang cukup baik, rasio utang publik yang rendah dan terus menurun,
likuiditas eksternal yang menguat, serta kerangka kebijakan makro yang
hati-hati.
Philip memproyeksikan pertumbuhan Produk Domestik
Bruto (PDB) rata-rata lebih dari 6,0% per tahun selama periode sampai 2013,
meskipun kondisi ekonomi global yang kurang kondusif. Orientasi Indonesia
berhasil menciptakan pertumbuhan ekonomi yang relatif kuat tanpa menimbulkan
ketidakseimbangan eksternal. Kurangnya ketergantungan pendanaan eksternal
jangka pendek memperlihatkan bahwa prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia akan
tahan terhadap guncangan eksternal sebagaimana yang terjadi pada 2008.
Naiknya peringkat Indonesia ke level investment grade
juga tidak terlepas dari tingginya tingkat kepercayaan masyarakat atas kerangka
kebijakan makro pemerintah. Selain itu, toleransi terhadap penguatan mata uang
nominal dalam kerangka kebijakan moneter, dan kesediaan untuk mengetatkan
kebijakan fiskal yang hati-hati semakin memperkuat dasar untuk kenaikan
peringkat tersebut.
Opini
Indonesia sebagai Negara yang berkembang selalu berusaha untuk memperbaiki
perekonomiannya. Berbagai usaha dilakukan untuk meningkatkan kualitas,
kuantitas produk Indonesia. Dari yang dulu menganut sitem ekonomi tertutup
dengan perngertian pihak asing tidak campur tangan dengan ekonomi Indonesia
hanya pemerintah dan rumah tangga saja yang terlibat (dengan kata lain
Indonesia membatasi perdangan antar Negara). Namun sekarang Indonesai telah
menggunakan sistem ekonomi terbuka, dengan masukkan produk luar seperti produk
dari china yang hamper mendominasi pasar local Indonesia. Contohnya dari yang
paling kecil yang paling kita sering temui seperti mainan anak-anak , beberapa
perabotan Rumah Tangga, alat-alat elektronik (handphone, televisi, computer,
dll). namun ini menjadi hambatan bagi pedangang pasar local yang lebih diminati
produk dari luar. Mereka beranggapan bahwa produk luar mempunyai kualitas lebih
bagus dan harga lebih terjangkau. Dan dampak dari ekonomi terbuka pasar local
(tradisional) kalah saing dengan produk luar. Yang mengakibatkan banyaknya produsen
dan produk buatan Indonesia yang mengalami gulung tikar.
Dengan kejadian seperti ini, pemerintah lebih
menggerakkan masyarakat Indonesia untuk menggunakan produc Indonesia, dengan
mendirikan beberapa lembaga untuk membantu masyarakat Indonesia untuk
menciptakan produc yang lebih bagus, berkualitas dan bisa bersaing dengan
produc dari luar. Karena sebenarnya buatan Indonesia lebih baik daripada buatan
dari luar. Itu terbukti dari beberapa barang buatan Indonesia yang diminati di
luar dan mendunia namun tak ketahui oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perekonomian tertutup
artinya tidak mengenal hubungan luar negeri, sehingga tidak ada kegiatan
ekspor-impor. Perekonomian sederhana tidak mengenal keterlibatan pemerintah dalam
kegiatan perekonomian. Jadi, perekonomian tertutup sederhana adalah
perekonomian yang melibatkan deal pelaku, yaitu rumah tangga dan
perusahaan (swasta). Perekonomian sederhana tidak mengenal keterlibatan
pemerintah dalam kegiatan perekonomian.
Inflasi (inflation) adalah gejala yang menunjukkan
kenaikan tingkat harga umum yang berlangsung terus menerus. Dari pengertian
tersebut maka apabila terjadi kenaikan harga hanya bersifat sementara, maka
kenaikan harga yang sementara sifatnya tersebut tidak dapat dikatakan inflasi. Ada 3 jenis inflasi yaitu, Inflasi
Tarikan Permintaan (Demand-Pull Inflation), Inflasi Desakan Biaya
(Cost-Push Inflation), Inflasi karena Pengaruh Impor (Imported
Inflation). Tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu negara merupakan
salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya masalah ekonomi yang dihadapi
suatu Negara.
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono. 1987. Pengantar Teori Makro Ekonomi, Lembaga
Penerbit FEUI.
Sukirno, Sadono. 2010. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta. Rajawali
Pers.
Sukirno, Sadono. 2011. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta:
Rajawali Pers.
Pengakuan tulus dari: FATIMAH TKI, kerja di Singapura
ReplyDeleteSaya mau mengucapkan terimakasih yg tidak terhingga
Serta penghargaan & rasa kagum yg setinggi-tingginya
kepada KY FATULLOH saya sudah kerja sebagai TKI
selama 5 tahun Disingapura dengan gaji Rp 3.5jt/bln
Tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
Apalagi setiap bulan Harus mengirimi Ortu di indon
Saya mengetahui situs KY FATULLOH sebenarnya sdh lama
dan jg nama besar Beliau
tapi saya termasuk orang yg tidak terlalu yakin
dengan hal gaib. Karna terdesak masalah ekonomi
apalagi di negri orang akhirnya saya coba tlp beliau
Saya bilang saya terlantar disingapur
tidak ada ongkos pulang.
dan KY FATULLOH menjelaskan persaratanya.
setelah saya kirim biaya ritualnya.
beliau menyuruh saya untuk menunggu
sekitar 3jam. dan pas waktu yg di janjikan beliau menghubungi
dan memberikan no.togel "8924"mulanya saya ragu2
apa mungkin angka ini akan jp. tapi hanya inilah jlnnya.
dengan penuh pengharapan saya BET 200 lembar
gaji bulan ini. dan saya benar2 tidak percaya & hampir pingsan
angka yg diberikan 8924 ternyata benar2 Jackpot….!!!
dapat BLT 500jt, sekali lagi terima kasih banyak KY
sudah kapok kerja jadi TKI, rencana minggu depan mau pulang
Buat KY,saya tidak akan lupa bantuan & budi baik KY.
Demikian kisah nyata dari saya tanpa rekayasa.
Buat Saudaraku yg mau mendapat modal dengan cepat
~~~Hub;~~~
Call: 0823 5329 5783
WhatsApp: +6282353295783
Yang Punya Room Trimakasih
----------
Slots Casino | Jtmhub
ReplyDeleteFind the best casino in India with JTM. ✓ Exclusive 화성 출장샵 games & Slots 시흥 출장샵 ✓ 안양 출장안마 Free Play ✓ Exclusive 광양 출장샵 Bonus Codes ✓ Mobile ✓ Mobile 강원도 출장샵 ✚ 24/7 Support.