BAB 1
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Kuliah
Pengabdian Masyarakat (KPM) merupakan
sebuah program pengabdian masyarakat yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa
di perguruan tinggi. KPM merupakan implementasi dari Tri Dharma Perguruan
Tinggi yakni pengabdian masyarakat, dimana dalam kegiatan ini mahasiswa
diterjunkan langsung ke dalam masyarakat
serta diharapkan dapat mengamalkan ilmu yang telah diperoleh di perguruan
tinngi guna untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Mahasiswa sebagai
director of change diharapkan mampu
membawa perubahan bagi masyarakat ke arah yang lebih abik melalui proses
penganalisaan masalah dalam struktur masyarakat hingga penentuan solusi terbaik
dalam memecahkannya. Pengabdian masyarakat yang dilakukan harus diupayakan
secara berkesinambungan dengan melakukan berbagai program pelatihan yang
dampaknya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat setempat. Program pelatihan
yang dilakukan dapat berupa pengalaman ilmu pengetahuan , teknologi, ekonomi,
seni, dan agama.
Dalam
menyusun program kerja yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa KPM, mahasiswa
harus mengetahui permasalan dan potensi apa saja yang ada di Pekon tempat
mahasiswa akan melaksanakan program agar dapat dicari solusi dan dapat
dikembangkan potensi yang ada di Pekon tersebut. Dalam menyelesaikan permasalahan
yang ada mahasiswa diharapkan meningkatkan kemampuan diri dalam diri mahasiswa,
dalam melakukan kehidupan bermasyarakat. Dalam melaksanakan pengabdian mahsiswa
diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dan penegtahuan tentang kehidupan
bermasyarakat yang sesungguhnya. Yang dalam menjalan kehidupan bersayarakan
tidak dapat mengandalkan teori saja, tetapi dengan tindakan dan perlakuan
secara nyata. Agar disini masyarkat faham dengan apa yang kita sampaikan, bukan
hanya mengerti tetapi juga faham dan dapat mengaplikasikannya di dalam
kehidupan sehari-hari mereka. Agar apa yang kita lakukan bukan hanya dijalankan
sekali ata duakali saja, tetapi dapat diteruskan kepada anak-anak mereka dan
keturunan mereka selanjutnya nanti.
Sebuah
perguruan tinggi yang baik harus mensinkronkan ketiga aspek tersebut. Dasar
pemikiran ini dilandasi oleh keinginan yang besar agar sebuah perguruan tingggi
tidak hanya memproduksi manusia ber-ilmu dan berpikir secara konseptual tetapi
tidak memiliki kepekaan sosial atau kepedulian lingkungan ditengah-tengah
kehidupannya. Karenanya konsep menara gading bagi perguruan tinggi harus
dihilangkan. Hal ini oleh konsep bahwa manusia itu disamping sebagai yang
memiliki kemampuan intelektual/akademik juga sekaligus sebagai makhluk sosial
dan karenanya secara niscaya ia harus memperhatikan lingkungan kehidupannya.
Manusia harus ramah dengan lingkungan dan peduli terhadap sesama.
Pengabdian
kepada masyarakat merupakan usaha yang dilakukan oleh seseorang baik secara
individu, bersama-sama atau kelompok atau lembaga untuk membantu peningkatan
taraf kehidupan masyarakat yang dibantu sesuai dengan misi yang diembannya.
Sedang ketika berkaitan dengan perguruan tinggi maka disesuaikan dengan misi
yang diembannya yaitu pengamalan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni langsung
pada masyarakat dilaksanakan secara institusional dan profesional, sebagai
tanggungjawab luhur perguruan tinggi dalam usaha mengembangkan kemampuan
masyarakat sehingga dapat mempercepat tercapainya tujuan pembangunan nasional.
Pengabdian
kepada masyarakat oleh perguruan tinggi dengan demikian harus mencakup beberapa
aspek :
1.
Pengembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni;
2.
Penyebar luasan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni;
3.
Penerapan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni;
4.
Pemberian bantuan keahlian kepada
masyarakat;
5.
Pemberian jasa pelayanan profesional
kepada masyarakat.[1]
Bagi
Perguruan Tinggi Agama Islam yang mengembangkan ilmu keislaman dituntut selain
mengembangkan ilmu dengan pengajaran dan Penelitian, juga harus menyiapkan civitas
akademiknya menjadi agen perubahan sosial dan pengabdian masyarakat untuk
mempercepat proses pembangunan bangsa, dengan demikian Perguruan Tinggi Agama
Islam memiliki tugas yang lebih berat dibanding dengan perguruan tinggi
lainnya. Oleh karena itu diperlukan
konsep yang matang dengan mengacu kepada misi Perguruan Tinggi Agama Islam itu
sendiri, sehingga pengabdian di Perguruan Tinggi Agama Islam akan memiliki ciri
khusus yang membedakannya dengan Perguruan Tinggi Umum lainnya.
Pengabdian
kepada masyarakat bukanlah sesuatu yang istimewa jika dikaitkan dengan
keberadaan manusia, pengabdian itu bagi manusia merupakan suatu keniscayaan,
jika dikaitkan dengan kehidupan manusia atau dalam hubungannya dengan
masyarakatnya. Hampir tiada kehidupan tanpa adanya pengabdian, dalam kata lain
mungkin pengabdian itu merupakan hal yang
saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya.
IAIN
merupaka Institut Agama Islam Negeri yang berada di bawah Kementrian Agama yang
akan menjalankan program KPM sebagai bentuk pengabdian pada Masyarakat. Dalam
melakukan pengabdian masyarakat dibagi menjadi 3 fokus yaitu bidang Agama Umum,
Agam Khusus, dan dalam bidang non Keagamaan, untuk menyelesaikan masalah dan
meningkatan potensi yang ada dalam masyarakat dan Pekon setempat. Dalam
melakukan pengabdian akan dibagi dalam beberapa kelompok yang akan di tempatkan
di 4 Kecamatan yang ada di Kabupaten Pesisir Barat diantaranya Kecamatan
Ngaras, Kecamatan Ngambur, Kecamatan Pesisir Selatan, dan Kecamatan Krui
Selatan. Fokus yang ada di Kecamatan Ngambur Kabupaten Pesisir Barat, dibagi
menjadi 9 kelompok yang akan di tempatkan di 9 Pekon yang ada di Kecamatan
Ngambur yaitu Pekon Sumber Agung, Pekon Negeri Ratu Ngambur, Pekon Pekonmon,
Pekon Gedung Cahya Kuningan, Pekon Ulok Mukti, Pekon Suka Banjar, Pekon Suka
Negara, Pekon Muara Tembulih, Pekon Bumi Ratu. Di setiap Pekon terdapat
masing-masing 10 mahasiswa.
Pekon
Pekonmon menjadi tempat fokus utama kami dalam melakukan pengabdian dan
melaksanan program kerja kami. Kelompok kami telah melakukan Kuliah Pengabdian
Masyarakat (KPM) di Pekon Pekonmon Kecamatan Ngambur Kabupaten Pesisir Barat.
Pekon Pekonmon merupakan salah satu Pekon yang mayoritas matapencahariannya
sebagai petani dan pekebun. Di kawasan Pekon Pekonmon terdapat banyak pohon
sawit, kelapa, jengkol, dan terbentang luas lahan sawah yang ada di Pekon
Pekonmon. Kehidupan masyarakat Pekon Pekomon bergantung pada hasil panen kebun
dan sawah mereka, diantaranya sawah mereka ada yang memanfaatkan tadah hujan
sebagai aliran air untuk pertumbuhan padinya. Saat musim kemarau kebanyakan
sawah mereka yang memanfaatkan tadah hujan mengalami kekeringan total yang
dapat menyebabkan mereka akan mengalami gagal panen. Dan harga-harga hasil
kebun di derah Pesisir Barat sekarang menglami penurunan yang di sana harganya
sangat murah sekali di bandingkan harga yang ada di daerah lain.
Rata-rata
penduduk di Pekon Pekonmon memiliki ijazah SMP dan SMA, kesadaran akan
pendidikan dapat dibilang sudah cukup baik akan tetapi, untuk pengalaman ilmu
yang mereka miliki masih belum maksimal. Kebanyakan pemuda dan pemuudi yang ada
di Pekon Pekonmon memilih untuk merantau mencari ilmu dan mencari pekerjaan.
Meskipun ada juga yang membantu orang tua mereka di rumah untuk bertani dan
berkebun untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Di Pekon Pekonmon sudah
terdapat 24 PNS yang menandaan pendidikan yang ada di Pekonmon di bilang cukup
baik. Diantara ulasan diatas dapat disimpulkan dalam rangka mewujudkan
pembangunan yang lebih baik.
B. Kondisi Umum Pekon
Pekon
Pekonmon merupakan salah satu Pekon yang ada di Kecamatan Ngambur Kabupaten
Pesisir Barat. Di Pekon ini terdiri dari sembilan Dusun yang mayoritas mata
pencaharian warga setempat adalah sebagai petani dan pekebun namun ada juga
sebagian yang bekerja di kantoran.
Mayoritas
penduduk Pekon Pekonmon beragama Islam, namun di Pekon Pekonmon ini unsur
keagamaannya masih kurang, sebab terdapat satu masjid di Pekon Pekonmon yang
tidak terawat, dan jarang sekali terdengar adzan. Di Pekon Pekonmon ini tidak
adanya pengajian ibu-ibu atau yasinan rutin bapak-bapak. Di Pekon Pekonmon ini
masyarakat maupun anak-anak masih kurang pemahamannya tenang ilmu agama. Namun
ada di sebagian dusun lain yang pemahaman agamanya sangat baik dan msyarakatnya
selalu mengadakan pengajian dan yasinan rutin disetiap minggunya.
Masyarakat
Pekon Pekonmon ini sangat ramah terhadap pendatang baru, udaranya yang sejuk
sangat nyaman untuk berdiam di Pekon tersebut. Bahasa Lampung menjadi bahasa
utama atau bahasa pokok masayarakat Pekon Pekonmon. Tanah yang subur tidak
hanya menghasilkan lahan pertanian saja melaikan sebagian masyarakat bermata
pencaharian sebagai pekebun untuk menyambung hidup.
C. Permasalahan
Wilayah
Pekon Pekonmon secara geografis tersebar di dataran rendah dan dataran tinggi.
Akses jalan yang kurang baik menjadi salah satu penghambat sarana dan prasarana
masyarakat Pekon Pekonmon. Terutama di dusun Way Mendati jalan yang menuju
dusun tersebut rusak, yang mengakibatkan sulitnya mengakses dusun tersebut.
Ditambah ladi ada beberapa dusun yang kondisi jalan menuju ke dusun tersebut
melewati jurang dan hutan, yang saat musim penghujan jalan sangat licin dan
berbahaya untuk di lewati.
Sarana
pendidikan di desa Pekon Pekonmon dirasa belum cukup baik, sebab ada beberapa
dusun yang jalan untuk menuju ke sekolahan sangat jauh jarak tempuhnya. Jika
ingin meneruskan pendidikan yang lebih tinggi mereka harus pergi ke kecamatan
lain. Di Pekon Pekonmon terdapat beberapa dusun yang dalam kehidupan
sehari-harinya menggunakan tenaga surya untuk kegiatan mereka. Akses jalan
menjadi alasan sulitnya listrik masuk ke dusun tersebut sehingga sampai
sekarang mereka masih memanfaatkan tenaga surya untuk kegiatan sehari-hari
mereka.
Secara
letak geografis, Pekon Pekonmon berada di dataran tinggi dan rendah yang
membuat beberapa dusun saat musim kemarau tiba mengalami kekeringan dan untuk
mandi dan mencuci baju mereka harus pergi ke kali. Dan saat musim penghujan
beberapa dusun ada yang mengalami banjir yg cukup tinggi. Tingkat pendidikan di
Pekon Pekonmon dirasa sudah cukup baik dilihat dari pemuda dan pemudinya yang
rata-rata saat ini tengah mengenyam bangku kuliah.
Kemudian,
minimnya tenaga pengajar dibidang agama masih kurang sehingga anak-anak di
Pekonmon kurang lancar bacaan Qur’annya dan pemahaman agamanya. Selain itu
dibidang kesehatan sudah adanya bidan desa yang pada hari rabu minggu ketiga
bidan desa mengadakan posyandu untuk para bayi dan balita. Untuk pergi
puskesmas dan dokter warga harus pergi ke kecamatan lain. Semua proses
kehidupan tak lepas dari komunikasi, saat ini pun alat komunikasi menjadi suatu
kebutuhan untuk bisa menjalin komunikasi jarak jauh guna untuk memperlancar
aktivitas. Untuk segi komunikasi di Pekon Pekonmon sudah mulai maju dapat
dilihat hampir semua warga di Pekonmon sudah memiliki gadget.
Dari hasil observasi yang telah kami lakukan pada
minggu pertama kegiatan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) terdapat berbagai
permasalahan yang ada pada masyarakat Pekon Pekonmon yang perlu mendapat
penanganan dan pembenahan. Permasalahan tersebut mulai dari permasalahan
penduduk dan sumber daya manusia serta sarana dan prasarana yang ada di Pekon
Pardasuka.
Sebagai mahasiswa KPM penulis dituntut untuk jeli
melihat permasalahan-permasalahan yang ada di Pekon Pekonmon. Pada lokasi pengabdian
penulis menemukan berbagai isu problematika yang menyoroti Pekon Pekonmon
tersebut. Baik dari segi agama, sosial ekonomi maupun administratif pemerintahan. Beberapa isu tersebut di
antaranya adalah;
Di lokasi pengabdian penulis menemukan berbagai isu
problematika yang menyoroti Pekon tersebut. Baik dari segi Agama Umum, Agama
Khusus, Sosial Budaya, Sosial Ekonomi maupun Administratif Pemerintahan, Kesehatan, KB, Lingkungan
Hidup. Beberapa isu tersebut di antaranya adalah:
1.
Masih ada masjid yang belum
dilengkapi dengan jadwal shalat.
2.
Kurangnya kesadaran masyarakat
untuk melaksanakan shalat berjamaah di masjid.
3.
Tidak adanya risma.
4.
Baca tulis Al-Qur’an belum
bermasyarakat.
5.
Kurangnya pengetahuan keagamaan
pada remaja.
6.
Kurangnya tenaga pengajar di TPA.
7.
Kurangnya pengajaran pada
anak-anak untuk kegiatan shalat berjamah.
8.
Kurangnya pengetahuan tentang
bacaan do’a sehari-hari.
9.
Kurangnya pengetahuan anak-anak
mengenai thaharah.
10.
Belum adanya layanan pendidikan
non-formal.
11.
Kurangnya sosialisasi dan pengarahan pada anak-anak untuk menabung dan
memanfaatkan barang bekas untuk digunakan sebagai media menabung.
12.
Kurangnya penyuluhan ekonomi pada
masyarakat untuk pemanfaatan serabut kelapa yang merupakan sumber daya alam
yang banyak ditemukan untuk diolah menjadi kerajinan tangan.
13.
Kurangnya penyuluhan ekonomi
mengenai pemanfaatan hasil bumiuntuk diolah menjadi makanan yang bernilai jual.
14.
Kurangnya penyuluhan ekonomi
kreatif pemanfaatan barang bekas dari limbah plastik menjadi hiasan yang indah.
15.
Perlunya menumbuhkembangkan
sumber daya insani pada masyarakat muslim untuk berkutbah jum’at dan hari raya.
16.
Rendahnya upaya pelestarian
lingkungan hidup seperti gotong royong.
17.
Kurang berkembangnya kesenian
Islami yang sesuai dengan masyarakat setempat seperti kaligrafi.
18.
Kurang berkembangnya budaya
Islami yang sesuai dengan masyarakat setempat seperti minat dalam membaca.
19.
Kurangnya pengajaran untuk
mengahafal Al-Qur’an pada anak-anak di pekon.
20.
Pekon belum memiliki nama plang
jalan.
21.
Kurangnya kelengkapan
administrasi di balai pekon.
22.
Kurangnya kesadaran aparatur
pekon tentang kebersihan balai.
23.
Tidak adanya tempat pembuangan
sampah (TPS).
24.
Tidak adanya lampu penerangan
jalan.
25.
Perlu adanya kegiatan dalam hal
peningkatan kesehatan masyarakat pekon berupa adanya senam bersama.
D. Profil Kelompok
Peserta
Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) adalah mahasiswa Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Metro yang telah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1.
Terdaftar sah sebagai mahasiswa
IAIN Metro pada saat program KPM diselenggarakan.
2.
Tidak sedanga dalam status cuti.
3.
Sudah lulus mata kuliah minimal
120 SKS yang dibuktikan dengan transkip akademik yang ditandatangani oleh
Kasubbag Akademik dan Kemahasiswaan.
4.
Mendaftarkan diri sebagai peserta
KPM ke Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) IAIN Metro.
5.
Mendaftarkan diri sebagai peserta
KPM ke SISMIK IAIN Metro.
6.
Memenuhi persyaratan KPM yang
ditetapkan lembaga melalaui LP2M.
Pada
tahun 2018, peserta Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Periode II IAIN Metro
berjumlah sekitar 393 orang yang berasal dari Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan (FTIK), Fakultas Syariah, Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (FEBI), dan
Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (FUAD).
Ada
10 orang mahasiswa yang terlibat dikelompok ini, yang berasal dari 3 Fakultas
yang berbeda. Kami dibimbing oleh Bapak Dharma Setyawan, M.A. beliau adalah
dosen Manajemen Bisnis Fakultas FEBI.
Ernanda
Kurniawan adalah mahasiswa jurusan S1 Perbankan Syariah di Fakultas Ekonomi
Bisnis dan Islam. Ia memiliki kompetensi akademik di bidang perbankan terutama
manajemen keuangan. Selain itu ia juga berkompeten pada jenis-jenis
keterampilan seperti Kewirausahaan . Posisi dia saat ini adalah Koordinator
Desa.
Eko
Wibowo adalah mahasiswa jurusan Akwalul Syaksiyah di Fakultas Syariah. Ia
memiliki kompetensi akademik di bidang Dakwah terutama ceramah dan pidato.
Selain itu ia juga berkompeten pada jenis-jenis keterampilan seperti Menjahit.
Posisi dia saat ini adalah Wakil Kordinator desa.
Nanang
Irwansyah adalah mahasiswa jurusan Ekonomi Syariah di Fakultas Ekonomi Bisnis
dan Islam. Ia memiliki kompetensi akademik di bidang ekonomi terutama manajemen
keuangan. Selain itu ia juga berkompeten pada jenis-jenis keterampilan seperti
bidang olahraga sepak bola. Posisi` dia saat ini adalah Dokumentasi.
Nurul
Wulandari adalah mahasiswi jurusan Komunikasi Penyiaran Islam di Fakultas
Ushuluddin Adab dan Dakwah. Ia memiliki kompetensi akademik di bidang
Kepenyiaran terutama jurnalistik. Selain itu ia juga berkompeten pada
jenis-jenis keterampilan seperti Fotografi dan pembuatan berita. Posisi dia
saat ini adalah Dokumentasi kegiatan dan bagian bidang kesehatan .
Ika
Febrilia Wardani adalah mahasiswi jurusan Ekonomi Syariah di Fakultas Ekonomi
Bisnis dan Islam. Ia memiliki kompetensi akademik di bidang ekonomi terutama
manajemen keuangan. Selain itu ia juga berkompeten pada jenis-jenis
keterampilan seperti bidang kuliner. Posisi dia saat ini adalah Sekertaris.
Hanik
Istifazah adalah mahasiswa jurusan S1 Perbankan Syariah di Fakultas Ekonomi
Bisnis dan Islam. Ia memiliki kompetensi akademik di bidang perbankan terutama
manajemen keuangan. Selain itu ia juga berkompeten pada jenis-jenis
keterampilan seperti pengolahan limbah menjadi barang yang memiliki nilai jual.
Posisi dia saat ini adalah Sekretaris Umum.
Aprida
Kurniasih adalah mahasiswa jurusan Ekonomi Syariah di Fakultas Ekonomi Bisnis
dan Islam. Ia memiliki kompetensi akademik di bidang ekonomi terutama manajemen
keuangan. Selain itu ia juga berkompeten pada jenis-jenis keterampilan seperti
bidang keuangan dan bidang komputer. Posisi dia saat ini adalah Bendahara Umum.
Dwi
Anjar Kurnianingsih adalah mahasiswa jurusan Akhwalul Syaksiyah di Fakultas
Syariah. Ia memiliki kompetensi akademik di bidang ekonomi terutama
kekeluargaan.Selain itu ia juga berkompeten pada jenis-jenis keterampilan
seperti kaligrafi. Posisi dia saat ini adalah Anggota bidang kesehatan.
Nurhidayati
Anjani adalah mahasiswa jurusan Ekonomi Syariah di Fakultas Ekonomi Bisnis dan
Islam. Ia memiliki kompetensi akademik di bidang ekonomi terutama manajemen
keuangan. Selain itu ia juga berkompeten pada jenis-jenis keterampilan seperti
pemanfaatan barang bekas yang bernilai jual. Posisi dia saat ini adalah
Bendahara.
Windi
Lailatul Husna adalah mahasiswa jurusan Ahwal Al-Syakhshiyyah di Fakultas
Ekonomi dan bisnis isslam (FEBI). Ia memiliki kompetensi akademik di bidang
Ekonomi. Selain itu ia juga berkompeten pada jenis-jenis keterampilan seperti
kuliner dan ekonomi kreatif. Posisi dia saat ini adalah sebagai anggota bidang
kesehatan.
E. Fokus dan Prioritas rogram
Berdasarkan sub
bab C Permasalahan terdapat bidang baik dari segi Agama Umum, Agama
Khusus, Sosial Budaya, Sosial Ekonomi maupun Administratif Pemerintahan, Kesehatan, KB, Lingkungan
Hidup. Adapun rincian fokus dan prioritas programnya adalah sebagai berikut:
Tabel 1. 1: Fokus dan Prioritas Program
Fokus Program
|
Prioritas Program
|
Bidang
Keagamaan Umum
|
Kegiatan
belajar terkait ramah tamah di balai pekon tentang, doa sehari-hari, dan baca baris tulis
Qur’an
|
Kegiatan
menghafal nama-nama nabi
|
|
Kegiatan
bimbingan belajar
|
|
Kegiatan
bimbingan mengajarkan huruf hijaiyah
|
|
Bidang
Keagamaan Khusus
|
Membimbing
mawalan
|
Membentuk
TPA
|
|
Pengajian
rutin ibu-ibu
|
|
Bidang
Sosial Ekonomi
|
Kegiatan
pemanfaatan hasil pertanian
|
Kegiatan
penyuluhan kerajinan tangan
|
|
Kegiatan
sosialisasi terkait kewirausahaan
|
|
Kegiatan
sosialisasi terkait public speaking
|
|
Bidang
Sosial Budaya
|
Taman
baca
|
Kaligrafi
(kesenian Islam)
|
|
Perlombaan
islami
|
|
Semarak
17 Agustus
|
|
Pembaharuan
tugu pekon
|
|
bidang
Administrasi, Pemerintahan, Kesehatan, KB, Lingkungan Hidup
|
Sosialisai
tentang meningkatkan kesehatan
|
Pembuatan
papannama jalan
|
|
Pembuatan
peta pekon
|
|
Posyandu
balita
|
|
Masyarakat
dalam kebersihan lingkungan
|
|
Senam
|
|
Suntik
rubella
|
Kesenian
dan budaya Islam sejak dini merupakan salah satu faktor penting dalam
mempertahankan ilmu-ilmu agama Islam. Pendekatan dengan mengajarkan anak-anak
pekon dalam hal agama dapat dimulai dengan mengajarkan kegiatan yang
berhubungan dengan kegiatan Islamiyah, hal tersebut bisa dimulai dengan
mengajarkan pada anak-anak mengenai bacaan huruf – huruf hijaiyah. Hal itu
merupakan hal utama yang perlu dibekali kepada anak, karena mereka harus
memiliki pemahaman bahwa membaca hruf hijaiyah secara benar itu penting untuk
bisa meneruskan ke jenjang bacaan di dalam Al- Quran.
Selain
beberapa hal yang harus dilakukan ketika akan beribadah, anak-anak juga harus
dibekali dengan hal pengetahuan tentang Islam yang lain, seperti halnya
mengenal doa harian Islam dan harus diajarkan kepada anak sejak usia dini baik
lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan, dan lingkungan masyarakat.[2]
Agar
doa-doa bisa lebih mudah untuk dilafalkan oleh anak-anak, mereka juga perlu
dikenalkan untuk membaca latin arab secara benar dan fasih yaitu dengan metode
baca tulis quran (BTQ), baca tulis al-qur’an adalah kegitan pembelajaran
membaca dan menulis yang ditekankan pada upaya memahami informasi, tetapi ada
pada tahap menghapalkan, lambang-lambang dan mengadakan pembiasaan dalam
melafadkannya serta cara penulisannya.[3]
Didalam
baca tulis al-qur’an terdapat ilmu tajwid merupakan ilmu yang diajarkan untuk
membunyikan atau mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dalam kitab suci
Al-Qur’an maupun bukan secara benar dan juga hukum-hukum yang ada dalam
Al-Quran dengan makhroj dan tajwid yang benar, dan juga hukum-hukum yang ada
dalam Al-Qur’an adalah pedoman dalam menjalani kehidupan Islami. Serta
pengenalan mengenai baca tulis quran secara baik dan benar.selain itu belum
adanya muazin cilik, serta belum adanya pembelajaran adzan anak-anak, karena
adzan adalah kalimat dakwah yang sempurna yang isinya didominasi oleh kalimat
tauhid dan dilengkapi dengan ajaran shalat serta ajakan untuk meraih kejayaan
hidup didunia dan diakhirat.[4]
Selain
iti kami melakukan pelaihan untuk memanfaatkan kain perca untuk bisa
dimanfaatkan lagi menjadi barang yang bernilai jual tinggi.
Pelatihan
iniditujukan kepada ibu-ibu RumahTangga, adapun bentuk pelatihanberupa kiat
dalam pemanfaatanbarang-barang yang bernilai ekonomibagi peningkatan
produktivitas jiwaentrepreneur pada ibu rumah tangga. Dengan adanya kegiatan
pelatihan iniakan dapat menciptakan kreativitasdan keterampilan ibu-ibu
dalampemanfaatan barang-barang bekasuntuk menjadi barang yang bernilaiekonomi
agar dapat meningkatkanpendapatan masyarakat.[5]
Selain
itu kami membuka lapak baca bagi anak-anak di posko sebagai taman baca mereka
dan menambah ilmu pengetahuan dari buku-buku yang mereka baca karena taman baca
adalah sebuah tempat/wadah yang didirikan dan dikelola baik oleh masyarakat
maupun pemerintah dlam rangka penyediaan akses layanan bahan bacaan bagi
masyarakat.[6]
Dipekon
ini masyarakatnya masih sangat bersemangat ketika diajak untuk melakukan
hal-hal terkait tentang kegiatan Islami, sehingga selain tahfidz camp
ada juga kegiatan bagi anak-anak yaitu rihlah yang didalamnya itu diisi
dengan membuat kaligrafi bersama, mengajarkan doa anak sehari-hari, menjarkan
thaharah (bersuci). Dalam bidang administrasi, dipekon ini terlihat bahwa
banyaknya nama jalan yang belum ada disekitar wilayah tersebut.[7]
Sehingga kami berinisiatif untuk membuat nama-nama plang jalan agar masyarakat
dapat mengetahui nama-nama gang yang ada dipekon mereka dan bagi masyarakat
lain yang sedang mencari alamat dapat dimudahkan dan tidak kesasar. Selain itu
di balai pekon ternyata belum dibuat struktur organisasi pejabat pekon yang
sedang bertugas, sehingga kami membuat struktur organisasi tersebut agar dapat
diketahui oleh masyarakat siapa-siapa saja pejabat yang mempin pekon mereka dan
tugas-tugas apa yang dikerjakan oleh para pejabat pekon tersebut.
Terkait
bidang kesehatan disini kami membantu perogram kesehatan yang sudah ada dipekon
yang dilakukan oleh petugas puskes pekon Pekonmon, yaituSenam ini terdiri atas
gerakan yang melibatkan pergerakan pada hampir semua otot tubuh, memiliki unsur
rekreasi, serta teknis pelaksanaannya fleksibel yaitu dapat dilakukan di ruang
terbuka maupun tertutup. Selain itu, secara fisiologis beberapa gerakan senam
lansia melibatkan bagian tungkai, lengan, dan batang tubuh akan meningkatkan
kontraksi otot yang berdampak pada peningkatan kekuatan otot sebagai efektor
membantu dalam mempertahankan keseimbangan tubuh. Latihan fisik ini dapat
dijadikan sebagai alternatif untuk mencegah morbiditas akibat gangguan keseimbangan
dan jatuh[8],
juga terdapat posyandu serta suntik rubela.
F. Sasaran dan
Target
Setiap
program kegiatan KPM memiliki sasaran dan target pencapaian secara kualitatif
maupun kuantitatif sebagai berikut:
Tabel 1. 2: Sasaran dan Target
No.
|
Program
|
Sasaran
|
Target
|
1.
|
Kegiatan
pengajian rutin ibu-ibu
|
ibu-ibu
pengajian
|
35
ibu-ibu pengajian danau kurung
|
2.
|
Kegiatan
bimbingan mawalan
|
Ibu-ibu
pengajian
|
12
ibu-ibu pengajian danau kurung
|
3.
|
Kegiatan
membentuk TPA
|
Anak-anak
Pekon Pekonmon
|
15
anak-anak di kediaman Bpk. Peratin
|
4.
|
Kegiatan
sosialisasi terkait pemanfaatan hasil bumi
|
Ibu-ibu
Pengajian danau kurung
|
15ibu-ibu
pengajian di danau kurung
|
5.
|
Kegiatan
sosialisasi terkait pemanfaatan hasil bumi
|
Ibu-ibu
pekon pekonmon
|
7
ibu-ibu pekon pekonmon
|
6.
|
Kegiatan
penyuluhan kerajinan tangan
|
Ibu-ibu
PKK Pekon pekonmon
|
7
ibu-ibu PKK pekon pekonmon
|
7.
|
Kegiatan
belajar
|
Anak-anak
Pekon Pekonmon
|
20
Anak-anak Pekon Pekonmon
|
8.
|
Kegiatan
rutin senam sehat
|
Anak-anak
Pekon Pekonmon
|
25
Anak-anak Pekon Pekonmon
|
9.
|
Kegiatan
perlombaan Islami
|
Anak-anak
Pekon Pekonmon
|
8
anak-anak pekon pekonmon
|
10.
|
Kegiatan
sosialiasasi kesehatan ibu-ibu hamil dan melahirkan
|
ibu-ibu
hamil, suami, pemangku dan aparatur
Pekon pekonmon
|
37ibu-ibu
hamil, suami, pemangku dan aparatur Pekon pekonmon
|
12.
|
Membuat
peta wilayah untuk balai pekon
|
balai
pekon
|
1
peta balai pekon
|
13.
|
Kegiatan
pembuatan papan nama jalan
|
Seluruh
masyarakat dan pendatang pekon pekonmon
|
20
papan nama jalan pekon pekonmon
|
G. Jadwal Pelaksanaan Program
Jadwal
pelaksanaan program dibagi kedalam 4 bagian, pertama: Pra KPM, kedua:
Implementasi Program di Lokasi KPM, ketiga: Laporan dan Evaluasi Program, dan
keempat: Jadwal Kegiatan. Berikut rincian waktu dilaksanakannya keempat bagian
tersebut:
Pertama:
Pra KPM (Mei-Agustus 2018)
Tabel 1.3: Pra KPM
No.
|
Uraian
Kegiatan
|
Waktu
|
1.
|
Pembentukan kelompok KPM
|
Mei 2018
|
2.
|
Survei
|
30-31Juli 2018
|
3.
|
Pembekalan
|
27-28 Juli 2018
|
4.
|
Pelepasan
|
8 Agustus 2018
|
Kedua:
Pelaksanaan Program KPM (Agustus-Oktober 2018)
Tabel 1.4 Pelaksanaan Program KPM
No.
|
Uraian
Kegiatan
|
Waktu
|
1.
|
Penerimaan mahasiswa KPM di kantor Bupati Pesisir Barat dan
kantor Kecamatan Krui Selatan
|
9 Agustus 2018
|
2.
|
Pengenalan lingkungan dan
masyarakat
|
9-18 Agustus 2018
|
3.
|
Implementasi program
|
Agustus-Oktober 2018
|
4.
|
Kunjungan dosen pembimbing lapangan
|
6 September 2018
|
5.
|
Penarikan mahasiswa KPM di kantor
Kecamatan Ngambur
|
17 September 2018
|
Ketiga: Laporan
dan Evaluasi Program (Oktober 2018)
Tabel
1. 5 Laporan dan Evaluasi Program
No.
|
Uraian
Kegiatan
|
Waktu
|
1.
|
Penyususnan buku laporan hasil KPM
|
1 Oktober 2018
|
2.
|
Pengesahan buku laporan
|
Oktober 2018
|
3.
|
Penerimaan buku laporan KPM
|
Oktober 2018
|
Keempat:
Jadwal Kegiatan (Agustus-Oktober 2018)
Tabel 1. 6: Jadwal Kegiatan
Kegiatan
|
Hari
|
Waktu
|
Mawalan
|
Selasa,
Kamis, Jum’at
|
10.00-12.00
|
TPA
|
Selasa,rabu
|
13.00-14.00
|
Pengajian
dan Yasinan Rutin Ibu-Ibu
|
Selasa,
Jum’at
|
14.00-16.00
|
Sosialisasi pemanfaatan hasil pertanian
|
Jumat,minggu
|
10.00-12.00
|
Penyuluhan kerajinan tangan
|
Minggu
|
09.00-10.00
|
Kegiatan suntik rubela/campak
|
Sabtu
|
08.00-11.00
|
Senam sehat ibu-ibu dan anak-anak
|
Setiap sore hari
|
16.00-17.30
|
Sosialisasi kesehatan ibu melahirkan
|
|
|
Kegiatan peringatan HUT RI
|
Jum’at, Sabtu
|
08.00-Selesai
|
Taman
Baca
|
Senin,
Selasa,Rabu, Kamis,
Jum’at,Sabtu,
Minggu
|
13.00-14.30
|
Doa
sehari-hari
|
Senin,
Selasa, Rabu, Sabtu, Minggu
|
12.30-13.00
|
Memperingati tahun baru Islam
|
Selasa
|
14.00-16.00
|
Perbaikan tugu pekon Pekonmon
|
Kamis
|
09.00-11.00
|
Pembuatan plang nama jalan
|
Senin
|
09.00-16.00
|
Pengadaan peta wilayah Pekonmon
|
Senin
|
08.00-09.00
|
H.
Pendanaan
Asal
dana berasal dari kontribusi mahasiswa-mahasiswi, setaip anggota berkontribusi
sebesar Rp1.200.000,- sehingga dana yang terkumpul dari kelompok sebesar
Rp12.000.000,- yang akan digunakan untuk kegiatan selama 40 hari di Pekon Way
Napal.
I.
Sistematika
Penyusunan
Sub bab ini menjelaskan tentang kerangka logis pembaban
dalam buku. Dimulai dari Prolog hingga Epilog. Penulisan laporan akhir kelompok
KPM IAIN Metro Periode II Tahu 2018 terbagi atas lima bagian, yaitu:
Bagian I adalah Pendahuluan. Pada bab ini menjelaskan
tentang dasar pemikiran melakukan KPM di pekon tersebut, kondisi umum tempat
KPM Pekon Pekonmon, permasalahan Pekon Pekonmon, profil kelompok KPM Pekon
Pekonmon, fokus atau prioritas program yang menjelaskan bidang apa saja yang
menjadi prioritas, sasaran dan target dari suatu kegiatan, jadwal pelaksanaan
program, pendanaan, dan sistematika penyusunan.
Bagian II adalah Metode Pelaksanaan Program. Pada bab
ini menjelaskan tentang metode intervensi sosial dan pendekatan dalam
pemberdayaan masyarakat.
Bagian III adalah Kondisi Pekon Pekonmon, Kecamatan
Ngambur, Kabupaten Pesisir Barat. Pada bab ini menjelaskan tentang uraikan
mengenai sejarah singkat Pekon Pekonmon, letak geografis, struktur penduduk,
dan sarana dan prasarana yang ada di Pekon Pekonmon.
Bagian IV adalah Deskripsi Hasil Pengabdian dan
Pemberdayaan. Pada bab ini menjelaskan tentang kerangka pemecahan masalah,
bentuk dan hasil kegiatan pengabdian, bentuk dan hasil kegiatan pemberdayaan,
dan faktor-faktor pendukung dan penghambat pencapaian hasil.
Bagian V adalah Penutup. Pada bab ini menjelaskan
tentang kesimpulan, dan rekomendasi.
Setelah itu ada epilog dan daftar pustaka. Epilog ini
berisi tentang kesan-kesan dari masyarakat
KPM yang terdiri atas kesanadanya pelaksanaan KPM Periode II di Pekon
Pekonmon dan penggalan kisah inspiratif KPM. Selanjutnya biografi singkat oleh
anggota kelompok KPM IAIN Metro Pekonmon beserta dosen pembimbing, dan
lampiran-lampiran yang meliputi dokumentasi kegiatan KPM di Pekon Pekonmon.
BAB
II
METODE
PELAKSANAAN PROGRAM
A.
Metode
Pengabdian Dan Pemberdayaan Masyarakat ( PAR , ABCD, Metode Intenvensi Sosial
Atau Metode Lainnya)
1.
Participatory
Action Research
(PAR)
Participatory Action Research (PAR) adalah metode
riset yang dilaksanakan secara partisipatif di antara warga masyarakat dalam
suatu komunitas atas bawah yang semangatnya untuk mendorong terjadinya
aksi-aksi transformatif melakukan pembebasan masyarakat dari belenggu ideologi
dan relasi kekuasan (perubahan kondisi hidup yang lebih baik). Dengan demikian,
sesuai istilahnya PAR memiliki tiga pilar utama, yakni metodologi riset, dimensi aksi, dan dimensi partisipasi. Artinya, PAR dilaksanakan dengan mengacu metodologi
riset tertentu, harus bertujuan untuk mendorong aksi transformatif, dan harus
melibatkan sebanyak mungkin masyarakat warga atau anggota komunitas sebagai
pelaksana PAR-nya sendiri.
PAR merupakan kegiatan
riset yang berbeda dengan metode penelitian ilmiah lainnya yang biasa dilakukan
oleh para akademisi, lembaga survey, dll. Di dalam metode penelitian ilmiah
pada umumnya seorang researcher menjadikan suatu kelompok masyarakat hanya
sebagai objek yang diteliti untuk mendapatkan suatu inti permasalahan tanpa
memberikan perubahan (transformasi) nilai di dalam suatu masyarakat
tersebut[9].
Tujuan utama
menggunakan metode PAR yaitu penulis
berusaha menempatkan gagasan, pandangan dan asumsi sosial individu
penulis untuk dikaji dengan melibatkan orang sebanyak mungkin untuk dijadikan
informasi. Ini mensyaratkan kepada penulis untuk melakukan analisa sosial yang
kaintannya dengan kehidupan masyarakat, melalui isu-isu yang paling kecil
kemudian dikaitkan dengan relasi-relasi yang lebih besar.
Jadi sebelum melakukan
tindak lanjut dari apa yang kita kaji terkait dengan permasalahan yang terjadi
pada masyarakat. Begitupun penulis sebagai pserta KPM partisipasi ketika
melakukan identifikasi masalah yang sedang terjadi banyak sekali persoalan dan
potensi yang dimiliki oleh masyarakat Pekonmon dari segi kerajinan tangan.
Bagi penulis sebagai
peserta KPM partisipatif memberikan peluang dan manfaat yang kita peroleh dalam
proses kegiatan ini. Dengan demikian kita dapat mengetahui segala sesuatu yang
ada dalam Pekon. Dan mudah-mudahan saja penulis dapat memediatori dari apa yang
sedang dihadapi oleh masyarakat dengan cara kita mendampingi sebagai fasilitas
bagi mereka untuk sama-sama menemukan persoalan-persoalanndan dapat
menyelesaikan secara bersama-sama.
2. Prinsip-Prinsip PAR
a. Kerjasama untuk melakuka perubahan melibatkan semua
pihak yang memiliki tanggungjawab (stakeholders)
atas perubahan dalam upaya-upaya untuk meningkatkan kemampuan mereka dan secara
terus menerus memperluas dan memperbanyak kelompok kerjasama untuk
menyelesaikan masalah dalam persoalan yang digarap.
b. Melakukan upaya penyadaran terhadap komunitas
tentang situasi dan kondisi yang sedang mereka alami melalui perlibatan mereka
dalam berpartisipasi dan berkerjasama pada semua proses reaserch, mulai dari
perecanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi.
c. Menempatkan pengalaman, gagasan, pandangan dan
asumsi sosial individu maupun kelompok untuk diuji. Apapun pengalaman, gagasan,
pandangan dan asumsi tentang institusi-institusi sosial yang dimiliki oleh individu
maupun kelompok dalam masyarakat harus siap sedia untuk dapat diuji dan
dibuktikan keakuratannya dan kebenarannya berdasarkan fakta-fakta, bukti-bukti,
dan keterangan-keterangan yang diperoleh di dalam masyarakat itu sendiri[10].
B.
Pendekatan
dalam Pemberdayaan Masyarakat
Saat
melakukan pendekatan dan pemberdayaan pada masyarakat menggunakan metode PAR
langkah awal yang perlu penulis lakukan adalah melakukan pemetaan awal,
merupakan pemetaan yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui situasi dan
keadaan sosial yang ada dalam masyarakat. Pemetaan ini dilakukan bersama
masyarakat. Dengan pemetaan ini penulis dapat mengetahui letak geografis Pekon
Pekonmon dan batas-batas dusun yang ada di Pekonmon, selain itu penduduk,
kebudayaan, keagamaan, pendidikan dan perekonomian masyarakat dapat di dapat
dari kegiatan pemetaan awal.
Dalam
melakukan pendampingan ini penulis juga perlu membangun hubungan kemanusiaan
dengan masyaratkat. Hal ini diperlukan untuk membngun kepercayaan masyarakat
terhadap penulis. Dalam membangun hubungan kemanusiaan ini penulis berbaur
dengan masyarakat dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada dalam masyarakat,
yaitu yasinan, pegajian ibu-ibu, sholat berjama’ah dan lain sebagainya[11].
BAB III
KONDISI PEKON
PEKONMON KECAMATAN NGAMBUR
A. Sejarah Singkat Pekon Pekonmon
Pekommon
adalah desa yang terletak di kabupaten pesisir barat kecamatan ngambur pekonmon
termasuk kampung tertua yang ada di ngambur, yang konon katanya pekon ini telah
dihuni oleh beberapa keluarga sejak
tahun 1921, jauh sebelum zaman penjajahan belanda dan jepang pekonmon ini dulu
bermula bernama dususn susukan suka negeri. Penduduknyapun terdiri dari
beberapa keturunan nenek moyang sehingga pada tahun 1972 pekon ini menjadi
sebuah kampung yang mengikuti pemerintahan dengan kepala kampung. Berikut
adalah silsilah Kepemimpinan Pekon:
Tabel. 1.1 Silsilah Kepemimpinan Pekon
No
|
Nama Peratin
|
Periode
|
1
|
Bapak Mariyadi
|
1991-1999
|
2
|
Bapak
Syafarudin
|
1999-2004
|
3
|
Bapak PJ A.
Syafi’i
|
2004-2005
|
4
|
Bapak Mariyadi
|
2005-2011
|
5
|
Bapak Darman
|
2011-2017
|
6
|
Bapak Bayazid
S. Pd,
|
2017-2018
|
B. Letak Geografis
Batas-batas
administrasi pemerintahan Pekon Pekon Mon Kecamatan Ngambur diantaranya, bagian
sebelah Utara Pekon Pekon Mon berbatasan dengan Pekon Bumi Ratu, bagian sebelah
Timur Berbatasan dengan Suka Banjar, bagian Selatan berbatasan dengan Pekon
Suka Negara, bagian sebelah Barat berbatasan dengan Pekon Negeri Ratu.
Pekon
Pekon Mon memiliki luas wilayah 1666 Ha dengan lahan Tegalan seluas 1279 Ha dan
lahan pekarangan 125 Ha. Dengan luas pemukimn tanah sawah seluas 262 Ha, luas
kolam 3 Ha, luas lapangan olahraga 2,5 Ha.
C. Struktur Pendudukan
Berdasarkan
data pokok Pekon Pekon Mon pada Januari tahun 2018, jumlah penduduk Pekon
Pekonmon berjumlah 3023 jiwa, dengan jumlah laki-laki 1554 dan jumlah perempuan
1469, dengan jumlah kepala keluarga tediri dari 723 kepala keluarga.
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
No
|
Penduduk
|
Jumlah (jiwa)
|
1
|
Jumlah Laki-laki
|
1554
|
2
|
Jumlah Perempuan
|
1469
|
3
|
Jumlah Total
|
3023
|
4
|
Jumlah Kepala Keluarga
|
723
|
5
|
Jumlah RT
|
19
|
6
|
Jumlah Dusun
|
9
|
Sementara
itu jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan masyarakat Pekon Pekon Mon
bervariasi, mata pencaharian mayarakat Pekon Pekon mon bermacam-macam diatanya
bermata pencaharian sebagai petani dan pekebun. Petani menduduki peringkat
pertama pekerjaan pertama yang banyak digeluti oleh warga masyarakat Pekon
Pekon Mon dengan jumlah 1095 jiwa, dengan buruh tani sebanyak 580 jiwa dan
petani pemilik tanah berjumlah 515 jiwa. Selanjutnya jumlah penduduk Pegawai
Negeri Sipil berjumlah 24 jiwa. Untuk data lengkap pekerjaan masyarakat Pekon
Pekon Mon, sebagai berikut.
Tabel. 1.3 Jumlah Penduduk
Berdasarkan Pekerjaan
No
|
Jenis Mata Pencaharian Penduduk
|
Jumlah Penduduk (jiwa)
|
1
|
Petani Pemilik Tanah
|
515
|
2
|
Buruh Tani
|
580
|
3
|
Buruh Perkebunan
|
251
|
4
|
Buruh Industri Skala Tangga
|
25
|
5
|
Pertukangan
|
38
|
6
|
Pedagang
|
75
|
7
|
Pengrajin/industri kecil
|
10
|
8
|
Jasa Angkutan
|
-
|
9
|
Pengusaha/Wirausaha
|
11
|
10
|
Pegawai Negeri Sipil
|
24
|
11
|
TNI/POLRI
|
-
|
12
|
Pensiunan/Purnawirawan
|
1
|
13
|
Lain-lain
|
2234
|
Keadaan
penduduk dari segi agama di Pekonmon mayoritas penduduknya beragama islam,
namun di Pekonmon ini masyarakatnya masih kurang faham tentang agama kuran
kesadarannya. Namun ada beberapa dusun yang sangat kental sekali ilmu
keagaannya.
Tabel. 1.4 Jumlah Penduduk
Berdasarkan Agamanya
No
|
Agama
|
Jumlah (jiwa)
|
1
|
Islam
|
2886
|
2
|
Kristen
|
-
|
3
|
Protestan
|
-
|
4
|
Katholik
|
41
|
5
|
Hindu
|
36
|
6
|
Budha
|
-
|
7
|
Khonghucu
|
-
|
Keadaan
penduduk dari tingkat pendidikan masyarakat Pekon Pekonmon cukup baik dapat
dilihat sebanyak 47 jiwa menempuh tingkat pendidikan sastra 1. Dan sebagian
sudah memiliki ijazah SMA dan SMP.
Tabel. 1.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat
Pendidikan
No
|
Jumlah Penduduk Berasarkan Tingkat Pendidikan
|
Jumlah (jiwa)
|
1
|
Belum Sekolah
|
309
|
2
|
Tidak Tamat SD/Sederajat
|
-
|
3
|
Tamat SD/Sederajat
|
1404
|
4
|
Tamat SLTP/Sederajat
|
516
|
5
|
Tamat SLTA
|
316
|
6
|
Tamat D1
|
3
|
7
|
Tamat D3
|
6
|
8
|
Tamat S1
|
47
|
D. Sarana dan Prasarana
Pekon
Pekonmon sudah memiliki sarana dan parasaran yang cukup baik, hanya saja
dibeberapa dusun jalan menuju dusun tersebut kurang baik sebab kondisi jalan
yang buruk dan kondisi jalan yang melewati hutan dan jurang. Bagi pendatang,
bukan hal mudah untuk melewati atau menempuh jalan beberapa dusun yang ada di
Pekonmon. Tetapi saat ini jalan yang ada di Pekonmon sudah ada yang diperbaiki
sebagian, namun walau sudah diperbaiki jalannya pun rusak kembali sebab sering
dilalui kendaraan roda empat untuk membawa hasil bumi untuk di jual.
[1]
Agussalim Sitompul (ed), "Tahap-tahap Pelaksanaan Pengabdian pada
Masyarakat", dalam Metodologi Pengabdian pada Masyarakat, (Yogyakarta: P3M
IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 1993), p.132-133.
[2] Ferry Widhiyanto dan Siska Iriani, “Media
Pemelajaran Interaksi Pengenalan Do’a Sehari-hari Pada Sekolah Dasar SDN)
Kalikuning II Kecamatan Tulakan”, dalam Jurnal Seruni FTI UNSA, Vol. 1,
No.1, 2012, h.10.
[3] Srijatun, “Implementasi
Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Dengan Metode Iqra Pada Anak Usia Dini Di RA
Perwanida Slawi Kabupaten Tegal”, dalam Jurnal Pendidikan Islam, Vol.
11, Nomor 1, 2017, h. 29.
[4] Muntoha, Jamrohi, dan Ali Abdul Jabar, “ Pelatihan
Pengumandangan Adzan Dan Iqamah Di Taman Pendidiakn Al-qur’an Masjid Arofah,
Dusun Bandung dan Dusun Songbanyu Satu , Kecamatan SongBanyu, Kudul Kidul,
Daerah istimewa Yogyakarta”, dalam Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan, Vol.
4, No.3 , September 2015, h.162.
[5]
M.Fikry Hadi, Ranti Darwin, Dwi Widiarsih, Muhammad Hidayat, Neng Murialti,
Mizan Asnawi, ”Pemanfaatan Barang-Barang Bekas yang Bernilai Ekonomi Bagi
Peningkatan Produktivitas Jiwa Entrepreneur Ibu Rumah Tangga Rt.01/Rw.12 Desa
Limbungan KecamatanRumbai Pesisir”, dalam Jurnal Pengabdian Untukmu Negeri,
Vol. 1, No. 1, November 2017, h.43.
[6] Andi Yanto, Saleh Rodiah, Elnovani Lusiana, “Model
Aktivitas Gerakan Literasi Berbasis Kominitas Disudut Baca Soreang”, dalam
Jurnal Kajian Informasi dan Perpustakaan, Vol. 2, No. 01, 1 Juni, h.108.
[7] Sugeng Hadi Purnomo, “Kampung Lampion Dan Plang Nama
Jalan”, dalam Jurnal Pengabdian Lppm Untag, Vol. 2, No. 2, Januari 2017,
h.67.
[8] Meril Valentine Manangkot, I Wayan Sukawana, I Made
Surata Witarsa, “Pengaruh Senam Lansia Terhadap Keseimbangan Tubuh Pada Lansia
Di Lingkungan Dajan Bingin Sading”, dalam Jurnal
Keperawatan Coping Ners Edisi Januari-April 2016, h. 2.
[9] http ://
www.bantuanhukum.or.id.web.
[10] Agus affandi, dkk, Modul Participatory Action Research(PAR),
Untuk Pengorganisasian Masyarakat (Community Organizing), Surabaya:LPPM UIN
Sunan Ampel,2014), h.91
Comments
Post a Comment