Skip to main content

Contoh Laporan KKN Terbaru


BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Dasar Pemikiran
Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM)  merupakan sebuah program pengabdian masyarakat yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa di perguruan tinggi. KPM merupakan implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni pengabdian masyarakat, dimana dalam kegiatan ini mahasiswa diterjunkan langsung  ke dalam masyarakat serta diharapkan dapat mengamalkan ilmu yang telah diperoleh di perguruan tinngi guna untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Mahasiswa sebagai director of change diharapkan mampu membawa perubahan bagi masyarakat ke arah yang lebih abik melalui proses penganalisaan masalah dalam struktur masyarakat hingga penentuan solusi terbaik dalam memecahkannya. Pengabdian masyarakat yang dilakukan harus diupayakan secara berkesinambungan dengan melakukan berbagai program pelatihan yang dampaknya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat setempat. Program pelatihan yang dilakukan dapat berupa pengalaman ilmu pengetahuan , teknologi, ekonomi, seni, dan agama.
Dalam menyusun program kerja yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa KPM, mahasiswa harus mengetahui permasalan dan potensi apa saja yang ada di Pekon tempat mahasiswa akan melaksanakan program agar dapat dicari solusi dan dapat dikembangkan potensi yang ada di Pekon tersebut. Dalam menyelesaikan permasalahan yang ada mahasiswa diharapkan meningkatkan kemampuan diri dalam diri mahasiswa, dalam melakukan kehidupan bermasyarakat. Dalam melaksanakan pengabdian mahsiswa diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dan penegtahuan tentang kehidupan bermasyarakat yang sesungguhnya. Yang dalam menjalan kehidupan bersayarakan tidak dapat mengandalkan teori saja, tetapi dengan tindakan dan perlakuan secara nyata. Agar disini masyarkat faham dengan apa yang kita sampaikan, bukan hanya mengerti tetapi juga faham dan dapat mengaplikasikannya di dalam kehidupan sehari-hari mereka. Agar apa yang kita lakukan bukan hanya dijalankan sekali ata duakali saja, tetapi dapat diteruskan kepada anak-anak mereka dan keturunan mereka selanjutnya nanti.
Sebuah perguruan tinggi yang baik harus mensinkronkan ketiga aspek tersebut. Dasar pemikiran ini dilandasi oleh keinginan yang besar agar sebuah perguruan tingggi tidak hanya memproduksi manusia ber-ilmu dan berpikir secara konseptual tetapi tidak memiliki kepekaan sosial atau kepedulian lingkungan ditengah-tengah kehidupannya. Karenanya konsep menara gading bagi perguruan tinggi harus dihilangkan. Hal ini oleh konsep bahwa manusia itu disamping sebagai yang memiliki kemampuan intelektual/akademik juga sekaligus sebagai makhluk sosial dan karenanya secara niscaya ia harus memperhatikan lingkungan kehidupannya. Manusia harus ramah dengan lingkungan dan peduli terhadap sesama.
Pengabdian kepada masyarakat merupakan usaha yang dilakukan oleh seseorang baik secara individu, bersama-sama atau kelompok atau lembaga untuk membantu peningkatan taraf kehidupan masyarakat yang dibantu sesuai dengan misi yang diembannya. Sedang ketika berkaitan dengan perguruan tinggi maka disesuaikan dengan misi yang diembannya yaitu pengamalan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni langsung pada masyarakat dilaksanakan secara institusional dan profesional, sebagai tanggungjawab luhur perguruan tinggi dalam usaha mengembangkan kemampuan masyarakat sehingga dapat mempercepat tercapainya tujuan pembangunan nasional.
Pengabdian kepada masyarakat oleh perguruan tinggi dengan demikian harus mencakup beberapa aspek :
1.       Pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni;
2.       Penyebar luasan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni;
3.       Penerapan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni;
4.       Pemberian bantuan keahlian kepada masyarakat;
5.       Pemberian jasa pelayanan profesional kepada masyarakat.[1]

Bagi Perguruan Tinggi Agama Islam yang mengembangkan ilmu keislaman dituntut selain mengembangkan ilmu dengan pengajaran dan Penelitian, juga harus menyiapkan civitas akademiknya menjadi agen perubahan sosial dan pengabdian masyarakat untuk mempercepat proses pembangunan bangsa, dengan demikian Perguruan Tinggi Agama Islam memiliki tugas yang lebih berat dibanding dengan perguruan tinggi lainnya.  Oleh karena itu diperlukan konsep yang matang dengan mengacu kepada misi Perguruan Tinggi Agama Islam itu sendiri, sehingga pengabdian di Perguruan Tinggi Agama Islam akan memiliki ciri khusus yang membedakannya dengan Perguruan Tinggi Umum lainnya.
Pengabdian kepada masyarakat bukanlah sesuatu yang istimewa jika dikaitkan dengan keberadaan manusia, pengabdian itu bagi manusia merupakan suatu keniscayaan, jika dikaitkan dengan kehidupan manusia atau dalam hubungannya dengan masyarakatnya. Hampir tiada kehidupan tanpa adanya pengabdian, dalam kata lain mungkin pengabdian itu merupakan hal yang  saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya. 
IAIN merupaka Institut Agama Islam Negeri yang berada di bawah Kementrian Agama yang akan menjalankan program KPM sebagai bentuk pengabdian pada Masyarakat. Dalam melakukan pengabdian masyarakat dibagi menjadi 3 fokus yaitu bidang Agama Umum, Agam Khusus, dan dalam bidang non Keagamaan, untuk menyelesaikan masalah dan meningkatan potensi yang ada dalam masyarakat dan Pekon setempat. Dalam melakukan pengabdian akan dibagi dalam beberapa kelompok yang akan di tempatkan di 4 Kecamatan yang ada di Kabupaten Pesisir Barat diantaranya Kecamatan Ngaras, Kecamatan Ngambur, Kecamatan Pesisir Selatan, dan Kecamatan Krui Selatan. Fokus yang ada di Kecamatan Ngambur Kabupaten Pesisir Barat, dibagi menjadi 9 kelompok yang akan di tempatkan di 9 Pekon yang ada di Kecamatan Ngambur yaitu Pekon Sumber Agung, Pekon Negeri Ratu Ngambur, Pekon Pekonmon, Pekon Gedung Cahya Kuningan, Pekon Ulok Mukti, Pekon Suka Banjar, Pekon Suka Negara, Pekon Muara Tembulih, Pekon Bumi Ratu. Di setiap Pekon terdapat masing-masing 10 mahasiswa.
Pekon Pekonmon menjadi tempat fokus utama kami dalam melakukan pengabdian dan melaksanan program kerja kami. Kelompok kami telah melakukan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) di Pekon Pekonmon Kecamatan Ngambur Kabupaten Pesisir Barat. Pekon Pekonmon merupakan salah satu Pekon yang mayoritas matapencahariannya sebagai petani dan pekebun. Di kawasan Pekon Pekonmon terdapat banyak pohon sawit, kelapa, jengkol, dan terbentang luas lahan sawah yang ada di Pekon Pekonmon. Kehidupan masyarakat Pekon Pekomon bergantung pada hasil panen kebun dan sawah mereka, diantaranya sawah mereka ada yang memanfaatkan tadah hujan sebagai aliran air untuk pertumbuhan padinya. Saat musim kemarau kebanyakan sawah mereka yang memanfaatkan tadah hujan mengalami kekeringan total yang dapat menyebabkan mereka akan mengalami gagal panen. Dan harga-harga hasil kebun di derah Pesisir Barat sekarang menglami penurunan yang di sana harganya sangat murah sekali di bandingkan harga yang ada di daerah lain.
Rata-rata penduduk di Pekon Pekonmon memiliki ijazah SMP dan SMA, kesadaran akan pendidikan dapat dibilang sudah cukup baik akan tetapi, untuk pengalaman ilmu yang mereka miliki masih belum maksimal. Kebanyakan pemuda dan pemuudi yang ada di Pekon Pekonmon memilih untuk merantau mencari ilmu dan mencari pekerjaan. Meskipun ada juga yang membantu orang tua mereka di rumah untuk bertani dan berkebun untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Di Pekon Pekonmon sudah terdapat 24 PNS yang menandaan pendidikan yang ada di Pekonmon di bilang cukup baik. Diantara ulasan diatas dapat disimpulkan dalam rangka mewujudkan pembangunan yang lebih baik.

B.     Kondisi Umum Pekon
Pekon Pekonmon merupakan salah satu Pekon yang ada di Kecamatan Ngambur Kabupaten Pesisir Barat. Di Pekon ini terdiri dari sembilan Dusun yang mayoritas mata pencaharian warga setempat adalah sebagai petani dan pekebun namun ada juga sebagian yang bekerja di kantoran.
Mayoritas penduduk Pekon Pekonmon beragama Islam, namun di Pekon Pekonmon ini unsur keagamaannya masih kurang, sebab terdapat satu masjid di Pekon Pekonmon yang tidak terawat, dan jarang sekali terdengar adzan. Di Pekon Pekonmon ini tidak adanya pengajian ibu-ibu atau yasinan rutin bapak-bapak. Di Pekon Pekonmon ini masyarakat maupun anak-anak masih kurang pemahamannya tenang ilmu agama. Namun ada di sebagian dusun lain yang pemahaman agamanya sangat baik dan msyarakatnya selalu mengadakan pengajian dan yasinan rutin disetiap minggunya.
Masyarakat Pekon Pekonmon ini sangat ramah terhadap pendatang baru, udaranya yang sejuk sangat nyaman untuk berdiam di Pekon tersebut. Bahasa Lampung menjadi bahasa utama atau bahasa pokok masayarakat Pekon Pekonmon. Tanah yang subur tidak hanya menghasilkan lahan pertanian saja melaikan sebagian masyarakat bermata pencaharian sebagai pekebun untuk menyambung hidup.

C.    Permasalahan
Wilayah Pekon Pekonmon secara geografis tersebar di dataran rendah dan dataran tinggi. Akses jalan yang kurang baik menjadi salah satu penghambat sarana dan prasarana masyarakat Pekon Pekonmon. Terutama di dusun Way Mendati jalan yang menuju dusun tersebut rusak, yang mengakibatkan sulitnya mengakses dusun tersebut. Ditambah ladi ada beberapa dusun yang kondisi jalan menuju ke dusun tersebut melewati jurang dan hutan, yang saat musim penghujan jalan sangat licin dan berbahaya untuk di lewati.
Sarana pendidikan di desa Pekon Pekonmon dirasa belum cukup baik, sebab ada beberapa dusun yang jalan untuk menuju ke sekolahan sangat jauh jarak tempuhnya. Jika ingin meneruskan pendidikan yang lebih tinggi mereka harus pergi ke kecamatan lain. Di Pekon Pekonmon terdapat beberapa dusun yang dalam kehidupan sehari-harinya menggunakan tenaga surya untuk kegiatan mereka. Akses jalan menjadi alasan sulitnya listrik masuk ke dusun tersebut sehingga sampai sekarang mereka masih memanfaatkan tenaga surya untuk kegiatan sehari-hari mereka.
Secara letak geografis, Pekon Pekonmon berada di dataran tinggi dan rendah yang membuat beberapa dusun saat musim kemarau tiba mengalami kekeringan dan untuk mandi dan mencuci baju mereka harus pergi ke kali. Dan saat musim penghujan beberapa dusun ada yang mengalami banjir yg cukup tinggi. Tingkat pendidikan di Pekon Pekonmon dirasa sudah cukup baik dilihat dari pemuda dan pemudinya yang rata-rata saat ini tengah mengenyam bangku kuliah.
Kemudian, minimnya tenaga pengajar dibidang agama masih kurang sehingga anak-anak di Pekonmon kurang lancar bacaan Qur’annya dan pemahaman agamanya. Selain itu dibidang kesehatan sudah adanya bidan desa yang pada hari rabu minggu ketiga bidan desa mengadakan posyandu untuk para bayi dan balita. Untuk pergi puskesmas dan dokter warga harus pergi ke kecamatan lain. Semua proses kehidupan tak lepas dari komunikasi, saat ini pun alat komunikasi menjadi suatu kebutuhan untuk bisa menjalin komunikasi jarak jauh guna untuk memperlancar aktivitas. Untuk segi komunikasi di Pekon Pekonmon sudah mulai maju dapat dilihat hampir semua warga di Pekonmon sudah memiliki gadget.
Dari hasil observasi yang telah kami lakukan pada minggu pertama kegiatan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) terdapat berbagai permasalahan yang ada pada masyarakat Pekon Pekonmon yang perlu mendapat penanganan dan pembenahan. Permasalahan tersebut mulai dari permasalahan penduduk dan sumber daya manusia serta sarana dan prasarana yang ada di Pekon Pardasuka.
Sebagai mahasiswa KPM penulis dituntut untuk jeli melihat permasalahan-permasalahan yang ada di Pekon Pekonmon. Pada lokasi pengabdian penulis menemukan berbagai isu problematika yang menyoroti Pekon Pekonmon tersebut. Baik dari segi agama, sosial ekonomi maupun administratif  pemerintahan. Beberapa isu tersebut di antaranya adalah;
Di lokasi pengabdian penulis menemukan berbagai isu problematika yang menyoroti Pekon tersebut. Baik dari segi Agama Umum, Agama Khusus, Sosial Budaya, Sosial Ekonomi maupun Administratif  Pemerintahan, Kesehatan, KB, Lingkungan Hidup. Beberapa isu tersebut di antaranya adalah:
1.      Masih ada masjid yang belum dilengkapi dengan jadwal shalat.
2.      Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melaksanakan shalat berjamaah di masjid.
3.      Tidak adanya risma.
4.      Baca tulis Al-Qur’an belum bermasyarakat.
5.      Kurangnya pengetahuan keagamaan pada remaja.
6.      Kurangnya tenaga pengajar di TPA.
7.      Kurangnya pengajaran pada anak-anak untuk kegiatan shalat berjamah.
8.      Kurangnya pengetahuan tentang bacaan do’a sehari-hari.
9.      Kurangnya pengetahuan anak-anak mengenai thaharah.
10.  Belum adanya layanan pendidikan non-formal.
11.  Kurangnya sosialisasi dan pengarahan  pada anak-anak untuk menabung dan memanfaatkan barang bekas untuk digunakan sebagai media menabung.
12.  Kurangnya penyuluhan ekonomi pada masyarakat untuk pemanfaatan serabut kelapa yang merupakan sumber daya alam yang banyak ditemukan untuk diolah menjadi kerajinan tangan.
13.  Kurangnya penyuluhan ekonomi mengenai pemanfaatan hasil bumiuntuk diolah menjadi makanan yang bernilai jual.
14.  Kurangnya penyuluhan ekonomi kreatif pemanfaatan barang bekas dari limbah plastik menjadi hiasan yang indah.
15.  Perlunya menumbuhkembangkan sumber daya insani pada masyarakat muslim untuk berkutbah jum’at dan hari raya.
16.  Rendahnya upaya pelestarian lingkungan hidup seperti gotong royong.
17.  Kurang berkembangnya kesenian Islami yang sesuai dengan masyarakat setempat seperti kaligrafi.
18.  Kurang berkembangnya budaya Islami yang sesuai dengan masyarakat setempat seperti minat dalam membaca.
19.  Kurangnya pengajaran untuk mengahafal Al-Qur’an pada anak-anak di pekon.
20.  Pekon belum memiliki nama plang jalan.
21.  Kurangnya kelengkapan administrasi di balai pekon.
22.  Kurangnya kesadaran aparatur pekon tentang kebersihan balai.
23.  Tidak adanya tempat pembuangan sampah (TPS).
24.  Tidak adanya lampu penerangan jalan.
25.  Perlu adanya kegiatan dalam hal peningkatan kesehatan masyarakat pekon berupa adanya senam bersama.
D.    Profil Kelompok
Peserta Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) adalah mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro yang telah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1.      Terdaftar sah sebagai mahasiswa IAIN Metro pada saat program KPM diselenggarakan.
2.      Tidak sedanga dalam status cuti.
3.      Sudah lulus mata kuliah minimal 120 SKS yang dibuktikan dengan transkip akademik yang ditandatangani oleh Kasubbag Akademik dan Kemahasiswaan.
4.      Mendaftarkan diri sebagai peserta KPM ke Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) IAIN Metro.
5.      Mendaftarkan diri sebagai peserta KPM ke SISMIK IAIN Metro.
6.      Memenuhi persyaratan KPM yang ditetapkan lembaga melalaui LP2M.
Pada tahun 2018, peserta Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Periode II IAIN Metro berjumlah sekitar 393 orang yang berasal dari Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Fakultas Syariah, Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (FEBI), dan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (FUAD).
Ada 10 orang mahasiswa yang terlibat dikelompok ini, yang berasal dari 3 Fakultas yang berbeda. Kami dibimbing oleh Bapak Dharma Setyawan, M.A. beliau adalah dosen Manajemen Bisnis Fakultas FEBI.
Ernanda Kurniawan adalah mahasiswa jurusan S1 Perbankan Syariah di Fakultas Ekonomi Bisnis dan Islam. Ia memiliki kompetensi akademik di bidang perbankan terutama manajemen keuangan. Selain itu ia juga berkompeten pada jenis-jenis keterampilan seperti Kewirausahaan . Posisi dia saat ini adalah Koordinator Desa.
Eko Wibowo adalah mahasiswa jurusan Akwalul Syaksiyah di Fakultas Syariah. Ia memiliki kompetensi akademik di bidang Dakwah terutama ceramah dan pidato. Selain itu ia juga berkompeten pada jenis-jenis keterampilan seperti Menjahit. Posisi dia saat ini adalah Wakil Kordinator desa.
Nanang Irwansyah adalah mahasiswa jurusan Ekonomi Syariah di Fakultas Ekonomi Bisnis dan Islam. Ia memiliki kompetensi akademik di bidang ekonomi terutama manajemen keuangan. Selain itu ia juga berkompeten pada jenis-jenis keterampilan seperti bidang olahraga sepak bola. Posisi` dia saat ini adalah Dokumentasi.
Nurul Wulandari adalah mahasiswi jurusan Komunikasi Penyiaran Islam di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah. Ia memiliki kompetensi akademik di bidang Kepenyiaran terutama jurnalistik. Selain itu ia juga berkompeten pada jenis-jenis keterampilan seperti Fotografi dan pembuatan berita. Posisi dia saat ini adalah Dokumentasi kegiatan dan bagian bidang kesehatan .
Ika Febrilia Wardani adalah mahasiswi jurusan Ekonomi Syariah di Fakultas Ekonomi Bisnis dan Islam. Ia memiliki kompetensi akademik di bidang ekonomi terutama manajemen keuangan. Selain itu ia juga berkompeten pada jenis-jenis keterampilan seperti bidang kuliner. Posisi dia saat ini adalah Sekertaris.
Hanik Istifazah adalah mahasiswa jurusan S1 Perbankan Syariah di Fakultas Ekonomi Bisnis dan Islam. Ia memiliki kompetensi akademik di bidang perbankan terutama manajemen keuangan. Selain itu ia juga berkompeten pada jenis-jenis keterampilan seperti pengolahan limbah menjadi barang yang memiliki nilai jual. Posisi dia saat ini adalah Sekretaris Umum.
Aprida Kurniasih adalah mahasiswa jurusan Ekonomi Syariah di Fakultas Ekonomi Bisnis dan Islam. Ia memiliki kompetensi akademik di bidang ekonomi terutama manajemen keuangan. Selain itu ia juga berkompeten pada jenis-jenis keterampilan seperti bidang keuangan dan bidang komputer. Posisi dia saat ini adalah Bendahara Umum.
Dwi Anjar Kurnianingsih adalah mahasiswa jurusan Akhwalul Syaksiyah di Fakultas Syariah. Ia memiliki kompetensi akademik di bidang ekonomi terutama kekeluargaan.Selain itu ia juga berkompeten pada jenis-jenis keterampilan seperti kaligrafi. Posisi dia saat ini adalah Anggota bidang kesehatan.
Nurhidayati Anjani adalah mahasiswa jurusan Ekonomi Syariah di Fakultas Ekonomi Bisnis dan Islam. Ia memiliki kompetensi akademik di bidang ekonomi terutama manajemen keuangan. Selain itu ia juga berkompeten pada jenis-jenis keterampilan seperti pemanfaatan barang bekas yang bernilai jual. Posisi dia saat ini adalah Bendahara.
Windi Lailatul Husna adalah mahasiswa jurusan Ahwal Al-Syakhshiyyah di Fakultas Ekonomi dan bisnis isslam (FEBI). Ia memiliki kompetensi akademik di bidang Ekonomi. Selain itu ia juga berkompeten pada jenis-jenis keterampilan seperti kuliner dan ekonomi kreatif. Posisi dia saat ini adalah sebagai anggota bidang kesehatan.

E.     Fokus dan Prioritas rogram
Berdasarkan sub bab C Permasalahan terdapat bidang baik dari segi Agama Umum, Agama Khusus, Sosial Budaya, Sosial Ekonomi maupun Administratif  Pemerintahan, Kesehatan, KB, Lingkungan Hidup. Adapun rincian fokus dan prioritas programnya adalah sebagai berikut:
Tabel 1. 1: Fokus dan Prioritas Program
Fokus Program
Prioritas Program
Bidang Keagamaan Umum
Kegiatan belajar terkait ramah tamah di balai pekon tentang,  doa sehari-hari, dan baca baris tulis Qur’an
Kegiatan menghafal nama-nama nabi
Kegiatan bimbingan belajar
Kegiatan bimbingan mengajarkan huruf hijaiyah
Bidang Keagamaan Khusus
Membimbing mawalan
Membentuk TPA
Pengajian rutin ibu-ibu
Bidang Sosial Ekonomi
Kegiatan pemanfaatan hasil pertanian
Kegiatan penyuluhan kerajinan tangan
Kegiatan sosialisasi terkait kewirausahaan
Kegiatan sosialisasi terkait public speaking
Bidang Sosial Budaya
Taman baca
Kaligrafi (kesenian Islam)
Perlombaan islami
Semarak 17 Agustus
Pembaharuan tugu pekon
bidang Administrasi, Pemerintahan, Kesehatan, KB, Lingkungan Hidup
Sosialisai tentang meningkatkan kesehatan
Pembuatan papannama jalan
Pembuatan peta pekon
Posyandu balita
Masyarakat dalam kebersihan lingkungan
Senam
Suntik rubella

Kesenian dan budaya Islam sejak dini merupakan salah satu faktor penting dalam mempertahankan ilmu-ilmu agama Islam. Pendekatan dengan mengajarkan anak-anak pekon dalam hal agama dapat dimulai dengan mengajarkan kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan Islamiyah, hal tersebut bisa dimulai dengan mengajarkan pada anak-anak mengenai bacaan huruf – huruf hijaiyah. Hal itu merupakan hal utama yang perlu dibekali kepada anak, karena mereka harus memiliki pemahaman bahwa membaca hruf hijaiyah secara benar itu penting untuk bisa meneruskan ke jenjang bacaan di dalam Al- Quran.
Selain beberapa hal yang harus dilakukan ketika akan beribadah, anak-anak juga harus dibekali dengan hal pengetahuan tentang Islam yang lain, seperti halnya mengenal doa harian Islam dan harus diajarkan kepada anak sejak usia dini baik lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan, dan lingkungan masyarakat.[2]
Agar doa-doa bisa lebih mudah untuk dilafalkan oleh anak-anak, mereka juga perlu dikenalkan untuk membaca latin arab secara benar dan fasih yaitu dengan metode baca tulis quran (BTQ), baca tulis al-qur’an adalah kegitan pembelajaran membaca dan menulis yang ditekankan pada upaya memahami informasi, tetapi ada pada tahap menghapalkan, lambang-lambang dan mengadakan pembiasaan dalam melafadkannya serta cara penulisannya.[3]
Didalam baca tulis al-qur’an terdapat ilmu tajwid merupakan ilmu yang diajarkan untuk membunyikan atau mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dalam kitab suci Al-Qur’an maupun bukan secara benar dan juga hukum-hukum yang ada dalam Al-Quran dengan makhroj dan tajwid yang benar, dan juga hukum-hukum yang ada dalam Al-Qur’an adalah pedoman dalam menjalani kehidupan Islami. Serta pengenalan mengenai baca tulis quran secara baik dan benar.selain itu belum adanya muazin cilik, serta belum adanya pembelajaran adzan anak-anak, karena adzan adalah kalimat dakwah yang sempurna yang isinya didominasi oleh kalimat tauhid dan dilengkapi dengan ajaran shalat serta ajakan untuk meraih kejayaan hidup  didunia dan diakhirat.[4]
Selain iti kami melakukan pelaihan untuk memanfaatkan kain perca untuk bisa dimanfaatkan lagi menjadi barang yang bernilai jual tinggi.
Pelatihan iniditujukan kepada ibu-ibu RumahTangga, adapun bentuk pelatihanberupa kiat dalam pemanfaatanbarang-barang yang bernilai ekonomibagi peningkatan produktivitas jiwaentrepreneur pada ibu rumah tangga. Dengan adanya kegiatan pelatihan iniakan dapat menciptakan kreativitasdan keterampilan ibu-ibu dalampemanfaatan barang-barang bekasuntuk menjadi barang yang bernilaiekonomi agar dapat meningkatkanpendapatan masyarakat.[5]
Selain itu kami membuka lapak baca bagi anak-anak di posko sebagai taman baca mereka dan menambah ilmu pengetahuan dari buku-buku yang mereka baca karena taman baca adalah sebuah tempat/wadah yang didirikan dan dikelola baik oleh masyarakat maupun pemerintah dlam rangka penyediaan akses layanan bahan bacaan bagi masyarakat.[6]
Dipekon ini masyarakatnya masih sangat bersemangat ketika diajak untuk melakukan hal-hal terkait tentang kegiatan Islami, sehingga selain tahfidz camp ada juga kegiatan bagi anak-anak yaitu rihlah yang didalamnya itu diisi dengan membuat kaligrafi bersama, mengajarkan doa anak sehari-hari, menjarkan thaharah (bersuci). Dalam bidang administrasi, dipekon ini terlihat bahwa banyaknya nama jalan yang belum ada disekitar wilayah tersebut.[7] Sehingga kami berinisiatif untuk membuat nama-nama plang jalan agar masyarakat dapat mengetahui nama-nama gang yang ada dipekon mereka dan bagi masyarakat lain yang sedang mencari alamat dapat dimudahkan dan tidak kesasar. Selain itu di balai pekon ternyata belum dibuat struktur organisasi pejabat pekon yang sedang bertugas, sehingga kami membuat struktur organisasi tersebut agar dapat diketahui oleh masyarakat siapa-siapa saja pejabat yang mempin pekon mereka dan tugas-tugas apa yang dikerjakan oleh para pejabat pekon tersebut.
Terkait bidang kesehatan disini kami membantu perogram kesehatan yang sudah ada dipekon yang dilakukan oleh petugas puskes pekon Pekonmon, yaituSenam ini terdiri atas gerakan yang melibatkan pergerakan pada hampir semua otot tubuh, memiliki unsur rekreasi, serta teknis pelaksanaannya fleksibel yaitu dapat dilakukan di ruang terbuka maupun tertutup. Selain itu, secara fisiologis beberapa gerakan senam lansia melibatkan bagian tungkai, lengan, dan batang tubuh akan meningkatkan kontraksi otot yang berdampak pada peningkatan kekuatan otot sebagai efektor membantu dalam mempertahankan keseimbangan tubuh. Latihan fisik ini dapat dijadikan sebagai alternatif untuk mencegah morbiditas akibat gangguan keseimbangan dan jatuh[8], juga terdapat posyandu serta suntik rubela.


F.     Sasaran dan Target
Setiap program kegiatan KPM memiliki sasaran dan target pencapaian secara kualitatif maupun kuantitatif sebagai berikut:
Tabel 1. 2: Sasaran dan Target
No.
Program
Sasaran
Target
1.
Kegiatan pengajian rutin ibu-ibu
ibu-ibu pengajian
35 ibu-ibu pengajian danau kurung
2.
Kegiatan bimbingan mawalan
Ibu-ibu pengajian
12 ibu-ibu pengajian danau kurung
3.
Kegiatan membentuk TPA
Anak-anak Pekon Pekonmon
15 anak-anak di kediaman Bpk. Peratin
4.
Kegiatan sosialisasi terkait pemanfaatan hasil bumi
Ibu-ibu Pengajian danau kurung
15ibu-ibu pengajian di danau kurung
5.
Kegiatan sosialisasi terkait pemanfaatan hasil bumi
Ibu-ibu pekon pekonmon
7 ibu-ibu pekon pekonmon
6.
Kegiatan penyuluhan kerajinan tangan
Ibu-ibu PKK Pekon pekonmon
7 ibu-ibu PKK pekon pekonmon
7.
Kegiatan belajar
Anak-anak Pekon Pekonmon
20 Anak-anak Pekon Pekonmon
8.
Kegiatan rutin senam sehat
Anak-anak Pekon Pekonmon
25 Anak-anak Pekon Pekonmon
9.
Kegiatan perlombaan Islami
Anak-anak Pekon Pekonmon
8 anak-anak pekon pekonmon
10.
Kegiatan sosialiasasi kesehatan ibu-ibu hamil dan melahirkan
ibu-ibu hamil, suami,  pemangku dan aparatur Pekon pekonmon
37ibu-ibu hamil, suami, pemangku dan aparatur Pekon pekonmon
12.
Membuat peta wilayah untuk balai pekon
balai pekon
1 peta balai pekon
13.
Kegiatan pembuatan papan nama jalan
Seluruh masyarakat dan pendatang pekon pekonmon
20 papan nama jalan pekon pekonmon

G.    Jadwal Pelaksanaan Program
Jadwal pelaksanaan program dibagi kedalam 4 bagian, pertama: Pra KPM, kedua: Implementasi Program di Lokasi KPM, ketiga: Laporan dan Evaluasi Program, dan keempat: Jadwal Kegiatan. Berikut rincian waktu dilaksanakannya keempat bagian tersebut:
Pertama: Pra KPM (Mei-Agustus 2018)
Tabel 1.3: Pra KPM
No.
Uraian Kegiatan
Waktu
1.
Pembentukan kelompok KPM
Mei 2018
2.
Survei
30-31Juli 2018
3.
Pembekalan
27-28 Juli 2018
4.
Pelepasan
8 Agustus 2018

       Kedua: Pelaksanaan Program KPM (Agustus-Oktober 2018)
Tabel 1.4 Pelaksanaan Program KPM
No.
Uraian Kegiatan
Waktu
1.
Penerimaan mahasiswa  KPM di kantor Bupati Pesisir Barat dan kantor Kecamatan Krui Selatan
9 Agustus 2018
2.
Pengenalan lingkungan dan masyarakat
9-18 Agustus 2018
3.
Implementasi program
Agustus-Oktober 2018
4.
Kunjungan dosen pembimbing lapangan
6 September 2018
5.
Penarikan mahasiswa KPM di kantor Kecamatan Ngambur
17 September 2018

Ketiga: Laporan dan Evaluasi Program (Oktober 2018)
Tabel 1. 5 Laporan dan Evaluasi Program
No.
Uraian Kegiatan
Waktu
1.
Penyususnan buku laporan hasil KPM
1 Oktober 2018
2.
Pengesahan buku laporan
Oktober  2018
3.
Penerimaan buku laporan KPM
Oktober 2018

Keempat: Jadwal Kegiatan (Agustus-Oktober 2018)
Tabel 1. 6: Jadwal Kegiatan
Kegiatan
Hari
Waktu
Mawalan
Selasa, Kamis, Jum’at
10.00-12.00
TPA
Selasa,rabu
13.00-14.00
Pengajian dan Yasinan Rutin Ibu-Ibu
Selasa, Jum’at
14.00-16.00
Sosialisasi pemanfaatan hasil pertanian
Jumat,minggu
10.00-12.00
Penyuluhan kerajinan tangan
Minggu
09.00-10.00
Kegiatan suntik rubela/campak
Sabtu
08.00-11.00
Senam sehat ibu-ibu dan anak-anak
Setiap sore hari
16.00-17.30
Sosialisasi kesehatan ibu melahirkan


Kegiatan peringatan HUT RI
Jum’at, Sabtu
08.00-Selesai
Taman Baca
Senin, Selasa,Rabu, Kamis,
Jum’at,Sabtu, Minggu
13.00-14.30
Doa sehari-hari

Senin, Selasa, Rabu, Sabtu, Minggu
12.30-13.00
Memperingati tahun baru Islam
Selasa
14.00-16.00
Perbaikan tugu pekon Pekonmon
Kamis
09.00-11.00
Pembuatan plang nama jalan
Senin
09.00-16.00
Pengadaan peta wilayah Pekonmon
Senin
08.00-09.00

H.    Pendanaan
Asal dana berasal dari kontribusi mahasiswa-mahasiswi, setaip anggota berkontribusi sebesar Rp1.200.000,- sehingga dana yang terkumpul dari kelompok sebesar Rp12.000.000,- yang akan digunakan untuk kegiatan selama 40 hari di Pekon Way Napal.

I.       Sistematika Penyusunan
Sub bab ini menjelaskan tentang kerangka logis pembaban dalam buku. Dimulai dari Prolog hingga Epilog. Penulisan laporan akhir kelompok KPM IAIN Metro Periode II Tahu 2018 terbagi atas lima bagian, yaitu:
Bagian I adalah Pendahuluan. Pada bab ini menjelaskan tentang dasar pemikiran melakukan KPM di pekon tersebut, kondisi umum tempat KPM Pekon Pekonmon, permasalahan Pekon Pekonmon, profil kelompok KPM Pekon Pekonmon, fokus atau prioritas program yang menjelaskan bidang apa saja yang menjadi prioritas, sasaran dan target dari suatu kegiatan, jadwal pelaksanaan program, pendanaan, dan sistematika penyusunan.
Bagian II adalah Metode Pelaksanaan Program. Pada bab ini menjelaskan tentang metode intervensi sosial dan pendekatan dalam pemberdayaan masyarakat.
Bagian III adalah Kondisi Pekon Pekonmon, Kecamatan Ngambur, Kabupaten Pesisir Barat. Pada bab ini menjelaskan tentang uraikan mengenai sejarah singkat Pekon Pekonmon, letak geografis, struktur penduduk, dan sarana dan prasarana yang ada di Pekon Pekonmon.
Bagian IV adalah Deskripsi Hasil Pengabdian dan Pemberdayaan. Pada bab ini menjelaskan tentang kerangka pemecahan masalah, bentuk dan hasil kegiatan pengabdian, bentuk dan hasil kegiatan pemberdayaan, dan faktor-faktor pendukung dan penghambat pencapaian hasil.
Bagian V adalah Penutup. Pada bab ini menjelaskan tentang kesimpulan, dan rekomendasi.
Setelah itu ada epilog dan daftar pustaka. Epilog ini berisi tentang kesan-kesan dari masyarakat  KPM yang terdiri atas kesanadanya pelaksanaan KPM Periode II di Pekon Pekonmon dan penggalan kisah inspiratif KPM. Selanjutnya biografi singkat oleh anggota kelompok KPM IAIN Metro Pekonmon beserta dosen pembimbing, dan lampiran-lampiran yang meliputi dokumentasi kegiatan KPM di Pekon Pekonmon.





















BAB II
METODE PELAKSANAAN PROGRAM

A.      Metode Pengabdian Dan Pemberdayaan Masyarakat ( PAR , ABCD, Metode Intenvensi Sosial Atau Metode Lainnya)
1.      Participatory Action Research (PAR)
Participatory Action Research (PAR) adalah metode riset yang dilaksanakan secara partisipatif di antara warga masyarakat dalam suatu komunitas atas bawah yang semangatnya untuk mendorong terjadinya aksi-aksi transformatif melakukan pembebasan masyarakat dari belenggu ideologi dan relasi kekuasan (perubahan kondisi hidup yang lebih baik). Dengan demikian, sesuai istilahnya PAR memiliki tiga pilar utama, yakni metodologi riset, dimensi aksi, dan dimensi partisipasi. Artinya, PAR dilaksanakan dengan mengacu metodologi riset tertentu, harus bertujuan untuk mendorong aksi transformatif, dan harus melibatkan sebanyak mungkin masyarakat warga atau anggota komunitas sebagai pelaksana PAR-nya sendiri.
            PAR merupakan kegiatan riset yang berbeda dengan metode penelitian ilmiah lainnya yang biasa dilakukan oleh para akademisi, lembaga survey, dll. Di dalam metode penelitian ilmiah pada umumnya seorang researcher menjadikan suatu kelompok masyarakat hanya sebagai objek yang diteliti untuk mendapatkan suatu inti permasalahan tanpa memberikan perubahan (transformasi) nilai di dalam suatu masyarakat tersebut[9].
            Tujuan utama menggunakan metode PAR yaitu penulis  berusaha menempatkan gagasan, pandangan dan asumsi sosial individu penulis untuk dikaji dengan melibatkan orang sebanyak mungkin untuk dijadikan informasi. Ini mensyaratkan kepada penulis untuk melakukan analisa sosial yang kaintannya dengan kehidupan masyarakat, melalui isu-isu yang paling kecil kemudian dikaitkan dengan relasi-relasi yang lebih besar.
            Jadi sebelum melakukan tindak lanjut dari apa yang kita kaji terkait dengan permasalahan yang terjadi pada masyarakat. Begitupun penulis sebagai pserta KPM partisipasi ketika melakukan identifikasi masalah yang sedang terjadi banyak sekali persoalan dan potensi yang dimiliki oleh masyarakat Pekonmon dari segi kerajinan tangan.
            Bagi penulis sebagai peserta KPM partisipatif memberikan peluang dan manfaat yang kita peroleh dalam proses kegiatan ini. Dengan demikian kita dapat mengetahui segala sesuatu yang ada dalam Pekon. Dan mudah-mudahan saja penulis dapat memediatori dari apa yang sedang dihadapi oleh masyarakat dengan cara kita mendampingi sebagai fasilitas bagi mereka untuk sama-sama menemukan persoalan-persoalanndan dapat menyelesaikan secara bersama-sama.

2.      Prinsip-Prinsip PAR
a.       Kerjasama untuk melakuka perubahan melibatkan semua pihak yang memiliki tanggungjawab (stakeholders) atas perubahan dalam upaya-upaya untuk meningkatkan kemampuan mereka dan secara terus menerus memperluas dan memperbanyak kelompok kerjasama untuk menyelesaikan masalah dalam persoalan yang digarap.
b.      Melakukan upaya penyadaran terhadap komunitas tentang situasi dan kondisi yang sedang mereka alami melalui perlibatan mereka dalam berpartisipasi dan berkerjasama pada semua proses reaserch, mulai dari perecanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi.
c.       Menempatkan pengalaman, gagasan, pandangan dan asumsi sosial individu maupun kelompok untuk diuji. Apapun pengalaman, gagasan, pandangan dan asumsi tentang institusi-institusi sosial yang dimiliki oleh individu maupun kelompok dalam masyarakat harus siap sedia untuk dapat diuji dan dibuktikan keakuratannya dan kebenarannya berdasarkan fakta-fakta, bukti-bukti, dan keterangan-keterangan yang diperoleh di dalam masyarakat itu sendiri[10].
B.     Pendekatan dalam Pemberdayaan Masyarakat
Saat melakukan pendekatan dan pemberdayaan pada masyarakat menggunakan metode PAR langkah awal yang perlu penulis lakukan adalah melakukan pemetaan awal, merupakan pemetaan yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui situasi dan keadaan sosial yang ada dalam masyarakat. Pemetaan ini dilakukan bersama masyarakat. Dengan pemetaan ini penulis dapat mengetahui letak geografis Pekon Pekonmon dan batas-batas dusun yang ada di Pekonmon, selain itu penduduk, kebudayaan, keagamaan, pendidikan dan perekonomian masyarakat dapat di dapat dari kegiatan pemetaan awal.
Dalam melakukan pendampingan ini penulis juga perlu membangun hubungan kemanusiaan dengan masyaratkat. Hal ini diperlukan untuk membngun kepercayaan masyarakat terhadap penulis. Dalam membangun hubungan kemanusiaan ini penulis berbaur dengan masyarakat dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada dalam masyarakat, yaitu yasinan, pegajian ibu-ibu, sholat berjama’ah dan lain sebagainya[11].





BAB III
KONDISI PEKON PEKONMON KECAMATAN NGAMBUR

A.    Sejarah Singkat Pekon Pekonmon
Pekommon adalah desa yang terletak di kabupaten pesisir barat kecamatan ngambur pekonmon termasuk kampung tertua yang ada di ngambur, yang konon katanya pekon ini telah dihuni oleh beberapa  keluarga sejak tahun 1921, jauh sebelum zaman penjajahan belanda dan jepang pekonmon ini dulu bermula bernama dususn susukan suka negeri. Penduduknyapun terdiri dari beberapa keturunan nenek moyang sehingga pada tahun 1972 pekon ini menjadi sebuah kampung yang mengikuti pemerintahan dengan kepala kampung. Berikut adalah silsilah Kepemimpinan Pekon:
Tabel. 1.1 Silsilah Kepemimpinan Pekon
No
Nama Peratin
Periode
1
Bapak Mariyadi
1991-1999
2
Bapak Syafarudin
1999-2004
3
Bapak PJ A. Syafi’i
2004-2005
4
Bapak Mariyadi
2005-2011
5
Bapak Darman
2011-2017
6
Bapak Bayazid S. Pd,
2017-2018

B.     Letak Geografis
Batas-batas administrasi pemerintahan Pekon Pekon Mon Kecamatan Ngambur diantaranya, bagian sebelah Utara Pekon Pekon Mon berbatasan dengan Pekon Bumi Ratu, bagian sebelah Timur Berbatasan dengan Suka Banjar, bagian Selatan berbatasan dengan Pekon Suka Negara, bagian sebelah Barat berbatasan dengan Pekon Negeri Ratu.
Pekon Pekon Mon memiliki luas wilayah 1666 Ha dengan lahan Tegalan seluas 1279 Ha dan lahan pekarangan 125 Ha. Dengan luas pemukimn tanah sawah seluas 262 Ha, luas kolam 3 Ha, luas lapangan olahraga 2,5 Ha.
C.    Struktur Pendudukan
Berdasarkan data pokok Pekon Pekon Mon pada Januari tahun 2018, jumlah penduduk Pekon Pekonmon berjumlah 3023 jiwa, dengan jumlah laki-laki 1554 dan jumlah perempuan 1469, dengan jumlah kepala keluarga tediri dari 723 kepala keluarga.

Tabel 1.2  Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
No
Penduduk
Jumlah (jiwa)
1
Jumlah Laki-laki
1554
2
Jumlah Perempuan
1469
3
Jumlah Total
3023
4
Jumlah Kepala Keluarga
723
5
Jumlah RT
19
6
Jumlah Dusun
9
           
Sementara itu jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan masyarakat Pekon Pekon Mon bervariasi, mata pencaharian mayarakat Pekon Pekon mon bermacam-macam diatanya bermata pencaharian sebagai petani dan pekebun. Petani menduduki peringkat pertama pekerjaan pertama yang banyak digeluti oleh warga masyarakat Pekon Pekon Mon dengan jumlah 1095 jiwa, dengan buruh tani sebanyak 580 jiwa dan petani pemilik tanah berjumlah 515 jiwa. Selanjutnya jumlah penduduk Pegawai Negeri Sipil berjumlah 24 jiwa. Untuk data lengkap pekerjaan masyarakat Pekon Pekon Mon, sebagai berikut.

Tabel. 1.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
No
Jenis Mata Pencaharian Penduduk
Jumlah Penduduk (jiwa)
1
Petani Pemilik Tanah
515
2
Buruh Tani
580
3
Buruh Perkebunan
251
4
Buruh Industri Skala Tangga
25
5
Pertukangan
38
6
Pedagang
75
7
Pengrajin/industri kecil
10
8
Jasa Angkutan
-
9
Pengusaha/Wirausaha
11
10
Pegawai Negeri Sipil
24
11
TNI/POLRI
-
12
Pensiunan/Purnawirawan
1
13
Lain-lain
2234
Keadaan penduduk dari segi agama di Pekonmon mayoritas penduduknya beragama islam, namun di Pekonmon ini masyarakatnya masih kurang faham tentang agama kuran kesadarannya. Namun ada beberapa dusun yang sangat kental sekali ilmu keagaannya.


Tabel. 1.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agamanya
No
Agama
Jumlah (jiwa)
1
Islam
2886
2
Kristen
-
3
Protestan
-
4
Katholik
41
5
Hindu
36
6
Budha
-
7
Khonghucu
-

Keadaan penduduk dari tingkat pendidikan masyarakat Pekon Pekonmon cukup baik dapat dilihat sebanyak 47 jiwa menempuh tingkat pendidikan sastra 1. Dan sebagian sudah memiliki ijazah SMA dan SMP.



Tabel. 1.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No
Jumlah Penduduk Berasarkan Tingkat Pendidikan
Jumlah (jiwa)
1
Belum Sekolah
309
2
Tidak Tamat SD/Sederajat
-
3
Tamat SD/Sederajat
1404
4
Tamat SLTP/Sederajat
516
5
Tamat SLTA
316
6
Tamat D1
3
7
Tamat D3
6
8
Tamat S1
47

D.    Sarana dan Prasarana
Pekon Pekonmon sudah memiliki sarana dan parasaran yang cukup baik, hanya saja dibeberapa dusun jalan menuju dusun tersebut kurang baik sebab kondisi jalan yang buruk dan kondisi jalan yang melewati hutan dan jurang. Bagi pendatang, bukan hal mudah untuk melewati atau menempuh jalan beberapa dusun yang ada di Pekonmon. Tetapi saat ini jalan yang ada di Pekonmon sudah ada yang diperbaiki sebagian, namun walau sudah diperbaiki jalannya pun rusak kembali sebab sering dilalui kendaraan roda empat untuk membawa hasil bumi untuk di jual.


[1] Agussalim Sitompul (ed), "Tahap-tahap Pelaksanaan Pengabdian pada Masyarakat", dalam Metodologi Pengabdian pada Masyarakat, (Yogyakarta: P3M IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 1993), p.132-133.

[2] Ferry Widhiyanto dan Siska Iriani, “Media Pemelajaran Interaksi Pengenalan Do’a Sehari-hari Pada Sekolah Dasar SDN) Kalikuning II Kecamatan Tulakan”, dalam Jurnal Seruni FTI UNSA, Vol. 1, No.1, 2012, h.10.
[3] Srijatun, “Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Dengan Metode Iqra Pada Anak Usia Dini Di RA Perwanida Slawi Kabupaten Tegal”, dalam Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 11, Nomor 1, 2017, h. 29.
[4] Muntoha, Jamrohi, dan Ali Abdul Jabar, “ Pelatihan Pengumandangan Adzan Dan Iqamah Di Taman Pendidiakn Al-qur’an Masjid Arofah, Dusun Bandung dan Dusun Songbanyu Satu , Kecamatan SongBanyu, Kudul Kidul, Daerah istimewa Yogyakarta”, dalam Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 4, No.3 , September 2015, h.162.
[5] M.Fikry Hadi, Ranti Darwin, Dwi Widiarsih, Muhammad Hidayat, Neng Murialti, Mizan Asnawi, ”Pemanfaatan Barang-Barang Bekas yang Bernilai Ekonomi Bagi Peningkatan Produktivitas Jiwa Entrepreneur Ibu Rumah Tangga Rt.01/Rw.12 Desa Limbungan KecamatanRumbai Pesisir”, dalam Jurnal Pengabdian Untukmu Negeri, Vol. 1, No. 1, November 2017, h.43.
[6] Andi Yanto, Saleh Rodiah, Elnovani Lusiana, “Model Aktivitas Gerakan Literasi Berbasis Kominitas Disudut Baca Soreang”, dalam Jurnal Kajian Informasi dan Perpustakaan, Vol. 2, No. 01, 1 Juni, h.108.
[7] Sugeng Hadi Purnomo, “Kampung Lampion Dan Plang Nama Jalan”, dalam Jurnal Pengabdian Lppm Untag, Vol. 2, No. 2, Januari 2017, h.67.
[8] Meril Valentine Manangkot, I Wayan Sukawana, I Made Surata Witarsa, “Pengaruh Senam Lansia Terhadap Keseimbangan Tubuh Pada Lansia Di Lingkungan Dajan Bingin Sading”, dalam Jurnal Keperawatan Coping Ners Edisi Januari-April 2016, h. 2.
[9] http :// www.bantuanhukum.or.id.web.
[10] Agus affandi, dkk, Modul Participatory Action Research(PAR), Untuk Pengorganisasian Masyarakat (Community Organizing), Surabaya:LPPM UIN Sunan Ampel,2014), h.91
[11]Ibid, h, 105

Comments

Popular posts from this blog

Makalah Iman, Kufur, Nifaq dan Syirik

BAB I PENDAHULUAN A.       Latar Belakang Kehidupan masyarakat yang modern dengan arus globalisasi yang cenderung pada materialism-hedonistik sering mendewa-dewakan harta, kedudukan dan kemewahan tanpa menghiraukan norma-norma agama, dipengaruhi beberapa faktor, baik eksternal maupun internal dalam diri manusia itu sendiri, sehingga manusia sering kehilangan pedoman hidup. Islam sebagai agama mempunyai dua dimensi yaitu aqidah atau keyakinan dan sesuatu yang diamalkan atau amaliyah. Amal perbuatan tersebut merupakan perpanjangan dan implementasi dari aqidah itu. Islam adalah agama yang bersumber dari Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW yang berintikan keimanan dan perbuatan. Keimanan dalam islam merupakan dasar atau pondasi yang diatasnya berdiri syariat-syariat islam. Keimanan kita kepada Allah SWT harus terus menerus dipupuk agar semakin kokoh dan kuat, karena ketika keimanan kita terkikis akan menyeret kita kepada kufur. Kekufuran apabila tertanam dalam jiw

Materi Manajemen Portofolio

BAB II PEMBAHASAN A.   Pengertian Manajemen Portofolio Menurut ahli keuangan J Fred Weston, portofolio dapat diartikan sebagai kombinasi atau gabungan berbagai aktiva. Aktiva itu dapat diartikan sebagai investasi surat berharga finansial seperti deposito, properti atau real aset, obligasi, saham, dan bentuk penyertaan lainnya. [1] Portofolio merupakan kumpulan dari instrumen investasi yang dibentuk untuk memenuhi suatu sasaran umum investasi. Sasaran dari suatu portofolio investasi tentunya sangat tergantung pada individu masing-masing investor. [2] Portofolio menggambarkan kepemilikan dari pada instrumen investasi yang disusun dengan perencanaan yang matang untuk pencapaian hasil yang optimal melalui penyebaran risiko. Portofolio mempunyai beberapa alternatif variasi dengan pertimbangan investor harus melihat risiko dan tingkat keuntungan yang bergerak positif didalam portofolio. Portofolio merupakan sekumpulan investasi yang menyangkut identifikasi saham-saham yang mana aka